Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tahun Ini Pura Group Targetkan 60.000 Ha Lahan Jarak Pagar



Tanaman jarak memiliki prospek masa depan yang menjanjikan sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan minyak bumi.

Kamis, 1 Mei 2008 | 17:24 WIB

JAKARTA, KAMIS - Sampai akhir tahun ini, Pura Group menargetkan penanaman jarak pagar (Jatropha curcas) pada 60.000 hektare lahan. Daerah yang menjadi sasaran adalah Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wonogiri, Jawa tengah.

"Pemakaian Jatropha sangat efektif sekali untuk mengganti minyak tanah. Kita sudah mencobanya di Pekalongan, Solo, dan Semarang dengan kompor dikembangkan sendiri," ujar Jacobus Busono, Presiden Direktur Pura Group usai menerima penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) bidang kepeloporan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi industri di Jakarta, Rabu (30/4). Ia menambahkan hanya dengan proses pemerasan sederhana, minyak dari biji jarak pagar sudah dapat digunakan sebagai minyak kompor.

Menurutnya jarak pagar merupakan sumber energi alternatif yang sangat tepat dan tidak merusak lingkungan. Sebab, jarak pagar bisa tumbuh di daerah yang sangat kritis seperti kawasan berbatu di Gunung Kidul. Jadi, selain menghasilkan bahan bakar, jarak pagar juga dapat dipakai untuk menghijaukan lahan. Ini berbeda sekali dengan pemakaian kedelai atau sawit yang untuk menghasilkan bahan bakar harus dilakukan dengan membabat hutan, seperti telah terjadi di Brazil.

Sebagai bagian program tanggung jawab sosial perusahaan, saat ini, Pura Group telah menyebarkan 30 juta benih pohon jarak pagar kepada sekitar 800.000 penduduk di Gunung Kidul. Total luas lahan yang telah ditanami jarak pagar diperkirakan telah mencapai sekitar 40.000 hektare. Panen perdana akan dilakukan pertengahan tahun ini dan Pura siap menampung produksi masyarakat dengan harga sekitar Rp1500-2000 per kilogram biji kering.

"Kita belum puas. Di Gunung Kidul ada sekitar 150.000 hektare lahan kritis, yang kita harapkan bisa ditanami 50.000-60.000 hektare," ujar Jacobus. Ia mengatakan pada daerah basah, jarak pagar justru tidak tumbuh dengan baik. Lahan kering di Indonesia yang cocok untuk jarak pagar sangat banyak. Selain Gunung Kidul, tahun ini Pura juga melirik Wonogiri yang memiliki struktur tanah hampir sama.

Untuk memasyarakatkan jarak pagar, Pura tidak hanya menjamin pembelian hasil produksi, namun juga mengembangkan teknologi produksi. Tga paten telah didaftarkan untuk pengembangan pabrik pengolahan minyak jarak pagar skala kecil, adaptor untuk mesin kendaraan bermotor, dan kompor minyak jarak.