Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kondisi Sosio-Emosional dalam Proses Belajar Mengajar

Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi beberapa hal-hal berikut ini :
1. Kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kememimpinan yang paling berat pada otoriter akan menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis. Tetapi di pihak lain juga menghasilkan sikap yang agresif. 
Kedua sikap yaitu apatis  dan agresif ini  merupakan sumber problema manajemen, baik yang sifatnya individual maupun kelompok kelas sebagai keseluruhan.
Dengan kepemimpinan yang otoriter siswa hanya aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi maka semua aktivitas menjadi menurun. Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling mempercayai. Dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru harus menempatkan diri sebagai: model, pengembang, perencana, pembimbing, dan fasilitator. Centra (dalam Rachman 1997:132)
Guru sebagai model adalah guru yang tidak menuntut banyak disiplin kaku melainkan sebagai model. Guru sebagai pengembang adalah guru yang ahli dalam melaksanakan tugas dengan format benar dan tepat. Guru sebagai perencana adalah guru yang ahli dalam bidangnya, mengatur kelas sebagai tata ruang belajar. Guru sebagai pembimbing adalah guru yang saling membelajarkan antara dirinya dengan sesama dan siswanya. Guru sebagai fasilitator adalah guru yang menyadari bahwa pekerjaannya merespon tujuan para siswa sekalipun tujuan itu bervariasi.  Rachman (1997:132)
2. Sikap Guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu kenyakinan bahwa tiangkah laku siswa akan dapat diperbaiki.
3. Suara Guru
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar, turut mempunyai pengaruh dalam belajar. Suara yang baik menurut Depdikbud ( 1983:25 ) adalah suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran.
4. Pembinaan Hubungan Baik
Pembinaan hubungan baik antara guru dan siswadalam masalah pengelolaan kelas adalah hal yang sangat penting.  Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah, semangat, bersikap optimis, dan realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukan serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.