Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Keberhasilan Siswa Dipengaruhi Kompetensi Guru

Lulusan S1 belum bisa menjadi guru jika tidak memiliki sertifikat pendidik
Persoalan mendasar dunia pendidikan adalah masih kurangnya guru yang kompeten.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Kemendikbud, Anas mengatakan keberhasilan siswa dipengaruhi kompetensi guru. Untuk memperoleh guru-guru yang berkualitas, Kemendikbud mengangkat PNS guru melalui tes yang terstandar. Termasuk untuk para honorer guru yang akan menjadi PNS melalui tes dengan passing grade yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga profesionalisme guru. Menurutnya, sejak 2016 tidak ada guru yang diangkat tanpa sarjana S1 dan sertifikat pendidik.

Baca juga: Empat Kompetensi yang Wajib Dikuasai Guru

Dalam Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru dan Problematika Guru Masa Depan di UNY Kampus Wates, (6/5) seperti yang SekolahDasar.Net lansir dari Radar Jogja, Anas mengatakan sejak 2016 tidak ada guru yang diangkat tanpa sarjana S1 dan sertifikat pendidik. Selain itu, salah satu cara mengatasi defisit guru dengan memberikan sertifikasi keahlian atau sertifikat ganda bagi guru yang produktif dan juga tes minat dan bakat.

Direktur Pembelajaran Kemenristek, Dikti Paristiyanti dalam seminar tersebut mengatakan supaya kualitas guru dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terstandarisasi, perlu revitalisasi LPTK. Saat ini LPTK yang terakreditasi A baru 7 persen dan yang belum terakreditasi 35 persen. Revitalisasi LPTK difokuskan pada standar pendidikan guru, sistem rekrutmen calon guru berdasarkan minat dan bakat serta kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan program yang diminati lulusan S1. Karena lulusan S1 belum bisa menjadi guru jika tidak memiliki sertifikat pendidik. Menurut Paristiyanti, persoalan mendasar dunia pendidikan adalah masih kurangnya guru yang kompeten, kekurangan buku ajar, dan dukungan minim orang tua. Selain itu, masih rendahnya kemampuan pelajar dalam bidang sains dan matematika serta munculnya tantangan narkoba, radikalisme dan separatisme.