Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kecerdasan Emosional dan Perkembangan Sosial

Kecerdasan Emosional dan Perkembangan Sosial
Guru harus mengetahui karakteristik emosi dan perilaku sosial pada masa usia sekolah dasar.
A. Perkembangan Emosi

1. Pengertian emosi : Emosi dapat didefinisikan sebagai suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku (Makmun, 2009:114). Emosi tidak hanya melibatkan perasaan dan pikiran, aspek biologis dan psikologis, namun disertai serangkaian tindakan.

2. Aspek perilaku dari suatu emosi ada tiga variabel :
a. Situasi yang menimbulkan emosi
b. perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi dalam diri individu yang mengalami emosi
c. respon atau reaksi individu yang menyertai emosi.

Masa kanak-kanak disebut sebagai “periode kritis” dalam perkembangan emosi (Hurlock, 2003:213-214). Keadaan emosi pada masa usia sekolah (akhir masa kanak-kanak) umumnya merupakan periode yang relatif tenang sampai datangnya masa puber. Namun ada saat anak sering mengalami emosi yang meninggi seperti cepat marah dan rewel, umumnya sulit dihadapi (periode ketidakseimbangan) disebabkan:

1) Faktor fisik (sakit, lelah)
2) Menghadapi lingkungan baru seperti saat anak masuk sekolah
3) Perubahan yang besar pada kehidupan anak, seperti perceraian atau kematian orangtua.

Emosi yang umum pada masa akhir kanak-kanak (usia sekolah) adalah marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.

Menurut Hurlock (2003:211) emosi mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan anak karena mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak, diantaranya yaitu:

1) Menambah rasa senang dan menyiapkan tubuh untuk bertindak
2) Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik.
Contoh dapat menyebabkan gangguan bicara seperti bicara tidak jelas dan gagap
3) Emosi merupakan bentuk suatu komunikasi dan memperlihatkan kesannya pada ekspresi
wajah, serta mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan
4) Emosi mengganggu aktivitas mental.
5) Emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial.
6) Emosi mempengaruhi interaksi sosial.
7) Emosi mempengaruhi suasana psikologis.
8) Reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi kebiasaan.

Menurut Goleman (1997:57) setiap orang tentu memiliki kemampuan yang berbeda dalam wilayah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional memiliki lima wilayah utama, yaitu:

1) Mengenali emosi diri
2) Mengelola emosi.
3) Memotivasi diri sendiri
4) Mengenali emosi orang lain
5) Membina hubungan.

Kualitas-kualitas emosional yang penting untuk mencapai kesuksesan menurut Peter Salovey dan John Mayer diantaranya :

a) empati
b) mengungkapkan dan memahami perasaan
c) mengendalikan amarah
d) kemandirian
e) kemampuan menyesuaikan diri
f) disukai
g) kemampuan memecahkan masalah antar pribadi
h) ketekunan
i) kesetiakawanan
j) keramahan
k) sikap hormat.

Menurut Hurlock (2003:231) mengendalikan emosi adalah mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapatditerima secara sosial. Dalam mengendalikan emosi, anak harus belajar bagaimana cara menangani rangsangan yang membangkitkan emosi dan bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasa menyertai emosi.

B. Perkembangan Sosial

Setelah memasuki sekolah, anak melakukan hubungan sosial yang lebih luas dengan teman sebayanya dibandingkan dengan anak pada masa pra sekolah. Pada masa ini minat terhadap kegiatan keluarga berkurang, sebaliknya minat terhadap kegiatan teman sebayanya semakin kuat. Perubahan permainan individual menjadi permainan kelompok yang membutuhkan banyak orang, sehingga pergaulannya semakin luas. Berubahnya minat bermain, keinginan untuk bergaul dan diterima oleh teman-temannya semakin kuat. Pada masa ini disebut sebagai masa “gang”, yaitu usia dimana kesadaran sosial berkembang pesat. Gang memiliki peran dalam meningkatkan sosialisasi anak, anak belajar berperilaku agar dapat diterima secara sosial. Menjadi pribadi sosial adalah salah satu tugas perkembangan yang utama dalam periode ini. Anak menjadi anggota kelompok teman sebaya dan secara bertahap menggantikan pengaruh orangtua dalam berperilaku.

a. Bentuk Perilaku yang Paling Umum pada Masa Kanak-kanak Akhir

1) Rentan terhadap penerimaan sosial.
2) Kepekaan yang berlebihan.
3) Sikap sportif dan tanggung jawab
4) Diskriminasi sosial
5) Prasangka
6) Antagonisme jenis kelamin
7) Persaingan terjadi antara anggota dalam kelompok atau antara gang saingannya.
8) Mudah dipengaruhi dan tidak mudah dipengaruhi.
9) Wawasan social

b. Status Hubungan Sosial

Penerimaan sosial berhubungan dengan kualitas pribadi yaitu banyaknya sifat-sifat baik, menarik , dan keterampilan sosial. Ada 3 status sosial, yaitu:

1) Anak popular
Menurut Hartuf (Santrock, 2010:100) anak populer adalah teman yang terbaik, memiliki keterampilan sosial yang tinggi, ramah, suka bergaul, bersahabat, sangat peka secara sosial, suka menolong, dan sangat mudah bekerjasama dengan orang lain, mandiri, cenderung riang.

2) Anak yang diabaikan (neglected children)
Ciri-ciri perilaku anak yang diabaikan adalah, cenderung menarik diri, jarang bergaul, temannya sedikit, jarang dibutuhkan oleh temannya.

3) Anak yang ditolak (rejected chidren),
Anak yang ditolak memiliki ciri menunjukkan agresi tinggi, menarik diri, serta kemampuan sosial dan kognitif yang rendah. Anak yang ditolak ada yang bersikap agresif, yaitu menunjukkan perilaku agresif yang tinggi, kontrol diri rendah (impulsive), serta perilaku menganggu. Adapula yang tidak agresif, perilakunyamenunjukkan melarikan diri, cemas, dan tidak memiliki keterampilan sosial

C. Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial

Kecerdasan emosi dan keterampilan sosial akan membentuk karakter, berdasarkan beberapa hasil penelitian kecerdasan emosi dan keterampilan sosial lebih penting dari inteligensi (IQ) dalam mencapai keberhasilan hidup. Kecerdasan emosi (EQ) membuat anak memiliki semangat yang tinggi dalam belajar atau disukai oleh teman-temannya dalam kegiatan bermain, maka hal itu akan membawa keberhasilan ketika memasuki dunia kerja atau berkeluarga. Menurut Shapiro (1997:175) kecerdasan emosi dan keterampilan sosial dapat diajarkan kepada anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.

Dalam mengajarkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial dapat dilakukan antara lain dengan
1) Membina hubungan persahabatan
2) Bekerja dalam kelompok
3) Berbicara dan mendengarkan secara efektif
4) Mengatasi masalah dengan teman yang nakal
5) Berempati terhadap orang lain
6) Mencapai prestasi tinggi
7) Memecahkan masalah
8) Memotivasi diri bila menghadapi masa-masa yang sulit
9) Percaya diri saat menghadapi situasi yang sulit
10) Menjalin keakraban, dan mengajarkan tata krama

D. Identifikasi kecerdasan emosi dan keterampilan sosial peserta didik

Untuk mengidentifikasi kecerdasan emosi dan keterampilan sosial peserta didik, guru harus mengetahui karakteristik emosi dan perilaku sosial pada masa usia sekolah dasar. Cara mengidentifikasi hal tersebut, diantaranya adalah pengamatan, wawancara, angket, tes (lisan tulis dan tindakan), studi okumentasi, angket atau inventori, seperti telah dijelaskan di materi perkembangan peserta didik.