Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Malas Belajar

Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Malas Belajar
Faktor yang menyebakan anak malas belajar dan cara untuk mengatasi hal-hal-tersebut.
Ada banyak faktor yang menyebabkan anak malas belajar. Bisa karena dari anak itu sendiri, misalnya ia sedang kelelahan, atau sedang sedih karena bertengkar dengan teman sekolah. Contoh lainnya misalnya kurangnya waktu yang disediakan untuk bermain. Namun, faktor ekstrinsik lebih sering mempengaruhi anak dalam hal belajar.

Faktor anak malas belajar itu adalah sikap orangtua yang tidak memperhatikan anak dalam belajar. Banyak orangtua yang menuntut anak belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab anak selaku pelajar. Suasana rumah yang kegaduhan dan tersedianya fasilitas yang permainan yang berlebihan juga dapat menganggu minat belajar anak.

Selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal-hal tersebut yaitu:

1. Menanamkan pengertian yang benar tentang belajar

Terangkan pada anak dengan bahasa yang dimengerti anak., menumbuhkan inisiatif pada anak, kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaaat jangka panjang.

2. Berikan contoh belajar pada anak

Anak cenderung meniru perilaku orangtua. Ketika menyuruh dan mengawasi anak belajar, orangtua juga perlu untuk terlihat belajar misalnya membaca buku. Sesekali ayah dan ibu perlu berdiskusi mengenai topik-topik yang serius.

3. Berikan insentif jika anak belajar

Insentif atau hadiah yang diberikan ke anak tidak selalu harus berupa materi, tapi juga bias dalam bentuk penghargaan dan perhatian. Pujilah anak saat anak mau belajar tanpa mesti disuruh.

4. Ajukan pertanyaan tentang yang diajarkan di sekolah

Sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak bukan dalam keadaan mengetes anak, tapi misalnya sembari ikut menjawab kuis. Dengan cara ini, anak akan merasa dipercaya dan dihargai oleh orangtua karena mau meminta bantuannya.

5. Menggunakan metode sesuai kemampuan anak

Mengajarkan kepada anak pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang sesuai dengan kemampuannya. Misalnya active learning, atau learning by doing, atau learning trought playing, sehingga anak merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.

6. Membuka diri dan berkomunikasi dengan anak

Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk berkomunikasi secara terbuka dengan anak. Setelah itu, ajaklah anak mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan suasana santai, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya.

7. Menciptakan disiplin

Jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti. Bila anak mulai meninggalkan rutinitas yang telah disepakati maka disiplin harus ditegakan. Hindari sanksi yang bersifat fisik, gunakan konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak.

8. Pilih waktu belajar yang terbaik

Pilihlah waktu belajar yang terbaik untuk anak, ketika anak merasa segar. Mungkin sehabis mandi sore. Anak juga bisa diajak bersama-sama menentukan kapan waktu belajarnya. Kenali pola kemampuan dan perkembangan anak kemudian susunlah suatu jadwal belajar yang sesuai.

9. Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman

Setidaknya orangtua memenuhi kebutuhan sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap menarik.