Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Membaca Cepat Teks dengan Kecepatan 75 Kata Per Menit

Dalam kegiatan sehari – hari memang tidak terlepas dari kegiatan membaca. Ada kalanya jika terlalu sibuk, kita membaca dengan cepat sebab mau tidak mau seperti undangan atau surat harus kita baca saat itu juga.
Membaca cepat biasanya dilakukan dalam waktu relatif singkat dan cepat dalam memahami isi bacaan. Hal ini dilakukan untuk memilih unsur tertentu dalam teks ( bagian – bagian terpenting saja ).
Dalam membaca cepat, agar mendapatkan informasi kita perlu memahami topik pembicaraan dari teman yang ada dalam bacaan.
Adapun langkah untuk memahami bacaan antara lain membaca dengan saksama, membuat pertanyaan dan menjawab sesuai isi bacaan, serta membuat ringkasan.

Ayo, bacalah bacaan berikut dengan cepat!
Tinggal di Kompleks

Hampir tiga minggu Oki bersama orang tuanya tinggal di rumah yang baru di Kompleks Rawa Batu. Tinggal ditempat baru tidak membuat Oki merasa sepi. Banyak juga anak seusianya yang tinggal di kompleks perumahan tesebut. Oki cepat akrab dengan mereka dan sering bermain bersama. Orang tua Oki pun baik dengan tetangga sekitar. Oleh karena itu, banyak tetangga berdatangan, mereka ingin saling berkenalan dan bersilaturakmi.
Minggu pagi, Oki bersama ayah dan ibunya berjalan – jalan menghirup udara pagi di sekitar perumahan. Banyak juga keluarga lain melakukan hal yang sama. Ketika sampai di depan sebuah rumah yang letaknya terpisah dari rumah lain, Oki berhenti.
” Ayah, ini rumah siapa ? Kok, bentuknya berbeda dengan rumah yang lain ?” tanya Oki.
” Itu kantor, bukan rumah tinggal, Ki. Itu kantor pemasaran Kompleks Perumahan Rawa Batu, ” jawab ayahnya.
” Maksudnya untuk apa ?”
” Di kantor pemasaran orang bisa mendapat penjelasan. Ya, penjelasan tentang kompleks ini. Misalnya, orang yang igin membeli rumah di sini. Nah, dari kantor inilah mereka mendapat penjelasan tentang harganya. Selain itu, penjelasan tentang uang muka, berapa tahun cicilannya, tipe dan luas bangunan, sarana apa saja yang tersedia, dan lain – lain, ” Ayah menjelaskan.
” Ki, ayahmu seperti petugas pemasaran saja, ” tiba- tiba Ibu menyahut, Oki tersenyum mendengar ucapan ibunya.
” Menurut Ibu, enak juga tinggal di kompleks ini. Udaranya masih bersih dan segar, pasarnya dekat, sekolah dekat, dan rumah sakit pun ada. Begitu juga listrik dan air. Airnya bersih dan lancar.”
” Kalau begitu, Ibu betah tinggal di sini ?” tanya Ayah.
” Ya. Walaupun rumahnya tidak besar, yang penting sehat, ” jawab Ibu.
” Bagaimana dengan kamu, Ki ?” tanya ayahnya.
” Ya, betah, dong, Yah. Jika tidak betah, saya tinggal dimana ?”
” Barangkali kamu ingin tinggal dirumah Nenek di Samarinda ...,” kata yahnya.
” Ah, tidak mau ! Jauh dari Ayah dan Ibu ..., ” kata Oki.
” Sekolahmu ?” tanya ibunya kemudian.
” Tidak apa – apa, kok, Bu. Saya, kan, sudah berani naik angkot sendiri ke sekolah !” jawab Oki.

Sumber: Rangkuman dan Evaluasi Jilid 5.
Karya Sanusi B. Penerbit Erlangga. Tahun 1998.