Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Penggunaan IT Dalam Proses Pembelajaran

Penggunaan IT Dalam Proses Pembelajaran
Media Informasi dan Teknologi atau yang sering kita dengar dengan IT, merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat efektif untuk mentransfer ilmu guru kepada peserta didik. Apalagi pada zaman sekarang perkembangan teknologi kian hari kian berkembang dengan pesat bagaikan kilat menyambar di siang hari. Jika kita tidak mengenal dan mengikuti perkembangan IT tersebut, maka dapat dipastikan pendidik akan ketinggalan jauh.

Di negara-negara berkembang, sudah hampir 85 persen proses pembelajaran berlangsung menggunakan IT. IT tidak bisa lepas dari proses pembelajaran khususnya di dalam kelas. Banyak media yang dapat digunakan dalam pemanfaatan dari keunggulan dan kecanggihan teknologi tersebut. Misalnya, LCD, Notebook, Televisi, Internet, dan sebagainya. Penggunaan IT tersebut tentunya dapat menunjang dan membantu para pendidik dalam menyampaikan sebuah materi pelajaran. Begitupun para siswa, akan dengan mudah tertarik dan kemudian diharapkan dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Tak ada gading yang tak retak, itulah pepatah yang mungkin juga bisa diterapkan dalam pemanfaatan IT sebagai media pembelajaran. Penggunaan IT tentunya terdapat banyak keunggulan dan tidak terlepas juga ada kelemahan di dalamnya. Mengapa demikian, karena pemanfaatan IT khususnya di Indonesia dengan melihat potensi SDM dari pendidik dan peserta didik belum banyak yang melek IT. Sehingga banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan IT tersebut dalam pembelajaran. Sebagai contoh, banyak guru yang sudah mengantongi lembar sertifikasi sebagai guru profesional namun belum banyak yang melek IT, SDM dan sarana di wilayah peserta didik tidak mendukung untuk pemanfaatan IT.

Lantas bagaimana dengan pendidikan kita jika IT saja belum seluruhnya digunakan? Sebagai seorang pendidik, tentunya tidak akan mau disebut sebagai "Dalang kentek'an lakon" (Dalang kehabisan lakon). Maka, sebaiknya kita tidak tergantung pada pemanfaatan IT saja. Kadang dalam pemanfaatan IT dalam proses pembelajaran hanya sebatas sebagai media belajar saja, tidak lebih ke sebuah model dan metode pembelajaran yang berdampak langsung terhadapan ketuntasan belajar siswa.

Sebelum menggunakan IT ataupun sebuah metode/model pembelajaran tentunya harus dipikirkan terlebih dahulu bagaimana dampak dan hasil yang akan diharapkan setelah pembelajaran berlangsung. Tidak jarang seorang guru dalam pemanfaatan IT hanya sebatas nyalakan Laptop, LCD, menjelaskan, siswa melihat dan mendengar, kasih soal dan selesai. Tetapi hal yang penting yaitu pemahaman konsep suatu pelajaran sangat dibutuhkan agar siswa dapat lebih mengerti dan paham tentang materi yang disampaikan oleh guru.

Banyak  metode atau model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran di dalam kelas, misalnya Model Koperatif Jigsaw, TGT, STAD, TPS, Demosntrasi, Problem Solving dan masih banyak lagi yang tentunya guru memang dituntut untuk terus mengembangkan model pembelajaran yang telah ada. Banyak dari model koperatif diatas yang tidak dominan menggunakan media IT, justru metode dan model pembelajaran koperatif banyak berhasilnya dibandingkan dengan menggunakan IT.

Tidak bermaksud untuk menolak pemanfaatan IT dalam pembelajaran, namun penggunaan IT tentunya dapat dipisahkan dari pengertian metode/model pembelajaran dengan media belajar. Jadi, walaupun menggunakan IT sebagai media belajar harus diimbangi dengan sebuah metode pemelajaran yang sesuai. Jika hanya mengandalkan IT saja dalam pembelajaran tanpa adanya kolaborasi dengan model pembelajaran yang sesuai dapat berujung kepada ketidak tuntasan guru dalam mengajar, tidak ubahnya seperti dengan pembelajaran konvensional.

Apalagi dalam sebuah pembelajaran ilmu eksact, khususnya bagi siswa sekolah dasar perlu adanya sebuah model pembelajaran yang konkret, real, dan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan IT kadang hanya terbatas pada bahan ajar teori saja. Bahkan media belajar tradisional pun lewat sebuah permainan, gambarm, atau cerita dapat berhasil mulus dibandingkan dengan IT. Apapun model dan media belajar yang ada, baik itu konvensioanl maupun koperatif diharapkan dapat menunjang ketuntasan belajar siswa. Semoga bermanfaat.

*) Ditulis dan dikirim oleh Mohamad Ridwan, Guru SDN Batok 01, Kab. Madiun, Jawa Timur