Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Seleksi Penerimaan Guru Lebih Ketat, Ini Alasannya

Seleksi Penerimaan Guru Lebih Ketat, Ini Alasannya
Seleksi guru harus lebih ketat dibandingkan seleksi PNS lainnya karena beratnya tugas guru untuk mencerdaskan bangsa.
Seleksi penerimaan atau pengangkatan guru harus lebih ketat dibandingkan seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS) lainnya. Alasannya, guru memikul tugas yang berat yakni mencerdaskan bangsa. Hal ini dikatakan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla saat seminar yang diselenggarakan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta.

"Guru itu tugasnya mencerdaskan bangsa, maka guru harus lebih cerdas dari siswa. Oleh karena itu, ujian guru harus lebih ketat dibandingkan lainnya," kata Jusuf Kalla yang SekolahDasar.Net kutip dari Republika (23/06/2016).

Wapres mengatakan karena beratnya tugas, maka guru honorer tidak bisa langsung diangkat menjadi guru PNS. Namun, mereka harus melalui pola seleksi yang ketat. Guru harus terus belajar dan tidak puas dengan ilmu yang sudah ada pada dirinya.

"Demi mutu pendidikan, kita tidak bisa langsung angkat guru honorer sebagai PNS. Kalau langsung diangkat, nanti Pemda merekrut banyak guru honorer dan kemudian mengangkatnya jadi PNS tanpa memperhatikan mutu," kata Jusuf Kalla.

Menurut Wapres permasalahan dihadapi saat ini, bukan terletak pada jumlah guru tapi sistem penyaluran yang tidak merata. Guru menumpuk di perkotaan, namun di desa mengalami kekurangan. Ke depan, Ia mengatakan distribusi guru itu bisa lintas provinsi. Sehingga pemerintah bisa lebih mudah menyelesaikan permasalahan guru.

Baca juga: Ini Solusi Supaya Guru Honorer Diangkat Jadi PNS

Sementar itu, Sekjen Kemdikbud, Didik Suhardi, mengatakan salah satu jalan keluar dari permasalahan guru yang tidak merata adalah melalui program Guru Garis Depan (GGD). Program ini mengirimkan guru-guru terbaik untuk ditempatkan di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar.