Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Program Sekolah 5 Hari Seminggu Tidak Dibatalkan

Penerapan sekolah lima hari harus dipersiapkan dengan matang.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyatakan program sekolah delapan jam sehari untuk penguatan pendidikan karakter tidak dibatalkan, namun dikaji terlebih dahulu agar lebih baik. Dia mengatakan untuk perubahan yang mendasar seperti penerapan sekolah lima hari seminggu harus dipersiapkan dengan matang.

"Semua perubahan yang mendasar itu perlu persiapan-persiapan, jadi karena ini memang perubahan mendasar yang menyangkut 50 juta anak sekolah maka persiapannya harus betul-betul matang," kata Wapres yang SekolahDasar.Net lansir dari Antara (21/06/17).

Wapres menegaskan bukan berarti programnya dihilangkan tapi dikaji dulu mana yang terbaik dan diambil cara-cara apa saja. Dia juga mengungkapkan perlu persiapan, mulai dari guru, murid, sekolah, sarana dan prasarana, orang tua hingga masyarakat, karena ini butuh banyak masukan.

Wapres memperkirakan butuh waktu setahun untuk mempersiapkan segalanya agar semua siap jika kebijakan lima hari sekolah atau "full day school" diterapkan. Dia menilai secara umum konsep program itu baik, namun perlu ada hal-hal yang menyesuaikan dengan kondisi saat ini sehingga tidak terlalu drastis semua.

"Itu kalau semuanya disetujui dulu. Tapi ini kan fleksibel juga tidak berarti harus duduk di kelas terus, jadi nanti kita matangkanlah semuanya, menteri-menteri yang matangkan," kata Wapres.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membatalkan Permen No. 23 Tahun 2017 yang dibuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengenai kebijakan sekolah lima hari. Presiden akan menerbitkan peraturan presiden (perpres) yang berisi aspirasi masyarakat mengenai kebijakan lima hari sekolah tersebut.