Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Guru SD Kurang tapi Mengapa Moratorium CPNS?

Guru SD Kurang tapi Mengapa Moratorium CPNS?
Wong faktanya guru SD kita kurang, terutama guru agama dan guru olahraga.
Langkah pemerintah melakukan moratorium penerimaan CPNS tahun ini termasuk untuk tenaga pendidik dan kesehatan dipertanyakan. Pasalnya, banyak sekolah terutama SD yang kekurangan guru. Kebijakan ini dinilai sebagai kebijakan yang aneh.

Berdasarkan data Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), sampai saat ini masih ada kekurangan 400 ribu guru SD di seluruh kabupaten/kota se-Indonesia, tidak hanya di desa tapi juga perkotaan. Bahkan di Jakarta, banyak SD yang kekurangan guru.

Baca juga: Tes CPNS Ditunda, Indonesia Bakal Krisis Guru SD

"Saya heran dengan data pemerintah yang menyebutkan guru kita sudah berlebihan. Itu datanya ngawur. Wong faktanya guru SD kita kurang, terutama guru agama dan guru olahraga," kata Ketua PB PGRI Sulistyo yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (07/09/15).

Ditemukan puluhan sekolah di Jakarta tidak punya guru dan hanya diisi oleh tiga guru saja. Seharusnya, satu SD diisi oleh satu kepsek, enam guru kelas, satu guru olahraga, dan satu guru agama. Yang terjadi di lapangan satu SD diisi oleh satu kepsek, dua atau tiga guru PNS.

Untuk menutupi kekurangan guru, kepala sekolah terpaksa mengangkat guru honorer. Meskipun demikian, belum ada perhatian serius dari pemerintah terhadap keberadaan guru honorer maupun solusi untuk mengatasi kekurang guru SD.

"Selebihnya siapa yang isi, sudah pasti guru honorer. Memangnya pemerintah tahu itu? Kan tidak. Kalau tahu pasti ada anggaran untuk menggaji guru honorer, bukannya seperti sekarang kepseknya terpaksa cari-cari untuk nutupi gaji honorer yang hanya 200 ribu rupiah," kritik Sulistyo.