Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kiat Mengatasi Siswa Yang Suka Melawan

Kiat Mengatasi Siswa Yang Suka Melawan
Kiat mengatasi siswa yang suka melawan sangat mudah diterapkan bila guru mengetahui hal-hal yang penyebabnya terlebih dahulu.

Tidak pada satu sekolah, namun di satu kelas saja, karakter satu anak dengan yang lain bisa sangat bertolak belakang. Ada yang penurut, pendiam, hingga pembangkang. Bagaimanakah kiat mengatasi siswa yang suka melawan tanpa harus menggunakan kekerasan maupun melayangkan komplain pada orang tua? Mungkinkah untuk mengubah keras hati mereka tersebut?

Jadilah Fleksibel


Ada banyak penyebab anak didik memutuskan untuk membangkang terhadap gurunya sendiri. Salah satunya adalah kekakuan aturan dan zero tolerance terhadap pelanggaran. Benar bahwa hal tersebut bertujuan untuk membangun karakter disiplin terhadap murid. Namun, bila terlalu ketat, justru akan membuat peserta didik merasa terkekang karena ruang geraknya terlalu dibatasi.

Solusinya, pengajarlah yang harus menjadi fleksibel. Bukan berarti longgar hingga menghilangkan semua aturan. Sedikit saja bertoleransi terhadap hal-hal yang tidak bersifat fatal. Misalnya, anak telat kembali ke dalam kelas setelah jam olahraga. Jika telat kurang dari sepuluh menit dan alasannya dapat diterima, Anda tidak perlu menjatuhi hukuman kepadanya.

Pendekatan Emosional


Faktor lain yang membuat anak didik lantas membangkang adalah tidak adanya kedekatan emosional dengan pengajar. Secara psikologis, seseorang yang tidak terikat secara emosional cenderung lebih mudah melakukan hal-hal yang menyakiti. Dalam hubungan pengajar dengan murid, anak-anak kemudian merasa melawan guru melalui perkataan maupun sikap bukanlah hal yang salah.

Solusinya, Anda harus berusaha semaksimal mungkin membangun kedekatan emosional dengan peserta didik. Bagaimana caranya? Berbicara secara pribadi dari hati ke hati. Usahakan untuk mengajak anak tersebut untuk sering berdiskusi. Sekeras apa pun hati seorang anak, tetapi mereka tetap sosok yang sangat sensitif. Mereka pasti dapat merasakan ketulusan Anda dan mengapresiasinya.

Koordinasi dengan Baik Bersama Wali Murid


Kiat mengatasi siswa yang suka melawan selanjutnya adalah koordinasi atau kerja sama yang baik dengan pihak orang tua murid. Bukan Anda mengadukan sikap melawan anak didik kepada orang tuanya. Tindakan tersebut justru akan membuat anak bersangkutan menjadi lebih tidak menyukai Anda dan mencari cara membangkang yang lebih parah.

Maksud dari koordinasi di sini adalah Anda berdialog untuk mengetahui sikap anak di rumah. Jika berbeda dengan di sekolah, bisa jadi penyebab pembangkangan tersebut adalah anak merasa terlalu takut untuk menjadi dirinya sendiri di hadapan keluarganya. Jika demikian, Anda cukup memberi saran pada orang tua untuk lebih longgar pada anak.

Menjadi Pendengar Yang Baik


Kadang, anak melawan karena menginginkan perhatian namun tidak bisa mendapatkannya. Banyak hal yang ingin mereka sampaikan, namun tidak ada yang bersedia atau dia sulit menemukan sosok yang mau mendengarkan. Mengetahui alasan tersebut, sebagai guru, Anda bisa memposisikan menjadi audiens maupun pendengar yang baik untuk mereka.

Dengarkan apa pun yang mereka katakan, baik keluh kesah, cerita kehidupan sehari-hari, dan lain-lain. Kadang, cara sederhana seperti itu sudah cukup membuat anak merasa lega dan berhenti mencoba mencari perhatian melalui perlawanan. Mereka pun lambat laun akan semakin dekat pada Anda dan terkontrol perilakunya dengan baik.

Memberikan Kepercayaan


Anak yang merasa tidak dipercaya dapat menimbulkan sosok pemberontak dalam dirinya. Padahal, sebelumnya anak tersebut sangat penurut dan sama sekali tidak menimbulkan masalah. Jika benar hal tersebut yang menjadi penyebab perubahan sikapnya menjadi agresif, Anda dapat memperbaiki situasi dengan memberikan kepercayaan padanya. Contoh sederhananya memberikan tanggung jawab sebagai ketua kelas.

Kiat mengatasi siswa yang suka melawan sejatinya tidak memerlukan trik khusus. Cukup dengan membangun kedekatan emosional dan cara-cara psikologis sederhana lainnya yang disesuaikan dengan penyebab sikap membangkang anak tersebut.