Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Agar Pembelajaran Jarak Jauh Berfokus Pada Kebutuhan Murid

Agar Pembelajaran Jarak Jauh Berfokus Pada Kebutuhan Murid
Kemendikbud telah mengimbau para guru agar dapat menghadirkan belajar yang menyenangkan dari rumah bagi murid.

Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan selama libur sekolah mencegah penularan virus corona atau covid-19 memberi tantangan sendiri bagi para guru. Guru dituntut kreatif dalam memberikan pembelajaran, sehingga murid tak hanya mengerjakan tugas akademis, melainkan juga melakukan kegiatan menyenangkan agar keinginan belajar para murid tetap tinggi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengimbau para guru agar dapat menghadirkan belajar yang menyenangkan dari rumah bagi murid. Namun, memberikan pembelajaran jarak jauh untuk murid secara kreatif sehingga menyenangkan murid tentu bukan perkara mudah bagi sebagian guru. Untuk menyiapkan materi terbaik butuh kerja sama dari berbagai pihak.

Yang SekolahDasar.Net kutip dari Kompas, ini sejumlah langkah awal yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk bisa mewujudkan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan murid, yakni:

1. Lakukan pengumpulan informasi terlebih dahulu mengenai kesiapan orangtua.

2. Sediakan waktu berbincang bebas dengan orangtua dan murid.

3. Memperkirakan durasi pengerjaan tugas yang akan diberikan.

4. Membangun kesepakatan dengan orangtua.

5. Menyiapkan aktivitas dan tugas belajar yang memadukan tujuan kurikulum, minat murid dan isu yang sedang hangat dibicarakan.

Tak Semua Guru Siap Terapkan 'Sekolah Di Rumah'


Kebijakan yang dikeluarkan secara mendadak ini membuat tidak semua sekolah siap untuk menerapkan metode pembelajaran jarak jauh. Irvan, salah seorang guru SD di Kota Bandung menilai sistem pembelajaran daring ini menimbulkan banyak pertanyaan, terutama di kalangan guru sekolah dasar yang belum terbiasa dengan metode ini.

"Materi apa yang bisa diajarkan di rumah tanpa membebani orangtua yang seharusnya kewajiban guru mengajarkan di kelas? Jam berapa mereka belajar sementara ada yang kedua orangtuanya bekerja? Bagaimana dengan kuotanya? Siapa yang menanggung?" kata Irvan yang SekolahDasar.Net kutip dari BCC (26/03/20).

Pelaksanaan instruksi untuk menghapus kegiatan tatap muka di sekolah juga masih terbilang gagap. Salah satu penyebabnya adalah fasilitas yang tidak merata. Sejumlah anak dan orang tua murid di Aceh menganggap langkah belajar melalui daring tidak efisien lantaran tidak adanya fasilitas yang memadai di tiap rumah. Kesimpangsiuran mengenai informasi ini juga menjadi kendala.