Pembelajaran Tatap Muka Opsi Terbaik, Namun Orangtua Boleh Memilih
Desakan dari sejumlah organisasi guru agar sekolah tatap muka ditunda, direspons cepat pemerintah. Kemendikbudristek menyatakan pelaksanaan sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru Juli 2021 sifatnya dinamis. Tidak ada paksaan dari pemerintah.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Jumeri masih menilai bahwa pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas merupakan opsi terbaik untuk bisa mengatasi learning loss. Ini karena pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di banyak daerah belum optimal.
"Banyak yang mengeluhkan kendala jaringan, kuota internet, ketersediaan gawai, hingga kemampuan pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan PJJ," kata Dirjen Jumeri yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (26/06/21).
Hingga saat ini, menurut Jumeri, sebanyak 35 persen sekolah telah menyelenggarakan PTM terbatas. Praktik baik sekolah-sekolah tersebut bisa dijadikan contoh bagi sekolah lain yang sedang mempersiapkan PTM terbatas pada awal tahun ajaran baru.
Ia berpesan agar orang tua tidak perlu khawatir berlebihan pada tahun ajaran baru. Menurutnya, kepala daerah pasti akan memikirkan kebijakan yang terbaik bagi masyarakat. Pemerintah tetap mempertimbangkan dinamika dan perkembangan kasus Covid-19 di daerah.
Kemendikbudristek mengapresiasi masukan dan saran berbagai pihak tentang pola pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Namun, pemerintah memahami kondisi setiap sekolah dan setiap wilayah di Indonesia sangat beragam sehingga tidak mungkin disamaratakan.
Sekolah, tegasnya, akan tetap melayani siswa sesuai dengan kesanggupannya untuk bisa mengikuti model pembelajaran yang sesuai, PTM terbatas atau PJJ. Anak-anak bisa tetap belajar dari rumah bila orang tuanya belum yakin dan belum memberi izin untuk masuk sekolah.
Lihat juga : Dampak Buruk Jika Anak Terlalu Lama Belajar dari Rumah
Tidak ada proses menghukum dan diskriminasi bagi anak-anak yang belajar dari rumah. Guru dan kepala sekolah juga tidak bisa memaksakan anak-anak untuk sekolah tatap muka kalau tidak diizinkan orang tua.
"Sampaikan kepada masyarakat. Mari dorong anak-anak tetap sehat, tetapi juga capaian belajarnya tetap baik agar negeri kita tidak tertinggal dibandingkan negara-negara lain,” tegas Jumeri.