Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Telah Habiskan Rp 2,86 Triliun, Uji Coba Kurikulum Baru Menuai Sorotan

Telah Habiskan Rp 2,86 Triliun, Uji Coba Kurikulum Baru Menuai Sorotan

Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait kurikulum baru mendapatkan sorotan. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai, uji coba kurikulum prototipe dan kurikulum nasional secara bersamaan dapat menimbulkan dualisme dan merugikan siswa.


Uji coba kurikulum prototipe di sepanjang tahun 2021 saja telah menyedot anggaran besar, yakni Rp 2,86 triliun. Anggaran tersebut di antaranya dibagikan kepada 2.500 sekolah penggerak dan 18.800 guru penggerak.

"Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan uji coba Kurikulum 2013 senilai Rp 1,46 triliun untuk 6.326 unit sekolah dan pelatihan guru secara besar-besaran," kata Sekjen FSGI Heru Purnomo.

Ia juga menyoroti penerapan kurikulum darurat akibat pandemi Covid-19 sebagai kurikulum prototipe. Dia menekankan bahwa kurikulum darurat diambil dari materi esensial Kurikulum 2013 (K-13).

Kurikulum prototipe memiliki profil pelajar Pancasila dengan kerangka dasar serta struktur yang berbeda dengan K-13. Kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), serta kriteria ketuntasan minimal (KKM) di K-13 diganti dengan capaian pembelajaran tahunan atau fase.

Kebaruan lain di kurikulum prototipe menurut yang sudah dipelajari Heru adalah penggabungan IPA dan IPS di SD dan penghilangan istilah jurusan di SMA. Kemudian, fleksibilitas guru dalam mengajar sesuai keragaman kompetensi siswa atau teaching at the right level.

"Seharusnya, tidak boleh berlaku dua kurikulum yang sangat berbeda dalam kurun waktu yang terlalu lama," kata Heru  yang SekolahDasar.Net kutip dari Jawa Pos (30/01/22).

Pasalnya, antara K-13 dan kurikulum prototipe sangat jauh berbeda. Jika dualisme itu terus dijalankan, Heru khawatir bakal menimbulkan gap yang jauh antarsekolah. Kondisi ini dapat memicu kegaduhan di kalangan sekolah.

FSGI mendorong Kemendikbudristek supaya menerapkan kurikulum prototipe secara menyeluruh tahun ini. Uji coba cukup dilakukan tahun lalu saja. Menurutnya, terlalu lama jika uji coba kurikulum prototipe dilaksanakan sampai 2023 atau bahkan 2024 kelak.