Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Asah Kreatifitas Anak dengan Tidak Banyak Melarang

Memiliki anak yang kreatif adalah dambaan setiap orang tua. Dengan kreatifitas yang terus berkembang akan menjadikan anak kelak menjadi orang yang sukses. Dalam mengasah kreatifitas juga ditentukan oleh perilaku guru dan orang tua terhadap anaknya. Sikap dan budaya orang tua yang banyak melarang anak dapat bedampak pada anak yang menjadi takut untuk berkreasi. Begitupun dengan sikap yang tidak mentolerir kegagalan, itu menyebabkan anak akan lebih suka berada dalam zona nyaman.

Ketika anak mendapat larangan dari orang tua, seperti kata 'jangan' atau 'tidak boleh', itu akan mematikan kreatifitas anak. Mereka akan cenderung tumbuh menjadi pengekor. Tidak ada inisiatif dan takut salah, mereka hanya akan mengikuti kebiasaan atau petunjuk orang lain. Anak-anak tidak berani mengembangkan diri dan mengeluarkan ide kreatif karena ada kekhawatiran tidak sesuai dengan apa yang diajarkan guru di sekolah atau orang tua di rumah.

Dalam proses belajar mengajar, misalnya anak sering dimarahi karena jawaban tidak sesuai dengan yang guru jelaskan, padahal jawabannya juga benar. Akhirnya anak-anak ini mencari aman dengan menjawab pertanyaan sesuai keinginan guru.

Oleh sebab itulah para guru harus mulai bisa menerima jawaban dari anak-anak yang mungkin berbeda tetapi juga tidak salah. Yang terpenting pula, guru menghargai proses anak menemukan jawaban. Dengan diberi kesempatan dan dihargai, anak-anak akan berani berkreasi, tidak takut mengeluar ide kreatifnya, berimajinasi, dan mengambil resiko. Anak-anak akan menciptakan sesuatu yang baru.

Sama halnya dengan orang tua, jangan terus memarahi anak. Misalnya ketika anak mendapatkan nilai jelek, orang tua terus memarahi. Orang tua harus mencari tahu kesulitan atau kendala yang dihadapi anak. Ajak mereka untuk mencari solosinya bersama-sama. Jangan sampai karena takut nilai jelek, anak-anak melakukan berbagai cara agar dapat nilai bagus tanpa mempedulikan sekitar.

Guru dan orang tua harus membiasakan anak untuk tidak mudah menyerah dalam mencapai sesuatu. Tidak hanya itu, anak didorong untuk mencari jalan keluar dari masalah-masalah kecil yang sedang dihadapi. Jika anak gagal tidak terus dimarahi tapi justru mereka harus diberi semangat terus untuk bangkit dan anak mau mencoba lagi. Mereka akan berusaha mencari hal yang baru lagi, mengeluarkan kreatifitasnya untuk mencapai hasil yang diinginkan.