Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Finger Print Terkoneksi Dapodik Agar Guru Disiplin

Tanda tangan sidik jari yang terhubung dengan dapodik perlu dilakukan di setiap sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan guru.
Masih banyak guru yang melaksanakan tugasnya kurang optimal, guru masih banyak ditemui yang izin dengan berbagai alasan, tetapi pada daftar hadir manualnya setiap bulan sebagai laporan di tandatangai penuh sebulan, apalagi untuk guru bidang studi biasanya yang bersangkutan masuk sekolah jika ada jam saja jika tidak ada jam mengajar tidak masuk sekolah.

Kepala sekolah tidak berdaya dalam mengatasi kehadiran guru karena dalam kenyataanya guru telah minta izin dan lagi pula atasan belum pernah memberikan sanksi yang mendasar untuk menertibkan guru, hanya diberi himbauan dan pembinaan biasa. Untuk keperluan disiplin pegawai sudah selayaknya guru harus disiplin.

Kehadiran guru khususnya guru PNS dianggap perlu menggunakan tanda sidik jari  atau finger print. Jika tidak membubuhkan sidik jari maka diyakinkan bahwa seseorang tidak melakukan suatu pembuktian kehadiran yang berakibat menjadi suatu ketidak hadiran atau absensi. Absensi berarti tidak melakukan tanda tangan atau dibilang tidak masuk kerja, dan oleh karena itu maka disebut absensi.

Finger print sebenarnya sudah dilakukan oleh Instansi-instansi pemerintah, bahkan telah dilakukan di sekolah-sekolah swasta yang tergolong favorit di mata masyarakat, namun untuk sekolah negeri belum diberlakukan secara Nasional, sehingga guru pun masih bisa berdalih jika tidak masuk sekolah. Alasan guru tidak masuk sekolah diantaranya;

a. Karena sakit
b. Izin keperluan keluarga
c. Menghadiri undangan/pesta
d. Karena mengikuti kegiatan kemasyarakatan
e. Mbolos kerja dengan tanpa alasan.

Finger print yang dimaksud adalah suatu bentuk perekaman yang dilakukan guru untuk merekam jejak kehadiran guru setiap hari, dengan cara ini jika guru hadir akan menempelkan induk jari kiri untuk bukti kehadiran pada jam berapa guru hadir, dan pada jam pulang, sehingga pada akhirnya setelah satu bulan dapat dilaporkan ke atasan atau ke pusat melalui aplikasi dapodik.

Baca juga: Dapodik Selamatkan Rp 3,2 Triliun Uang Negara

Jika hal ini dapat dilakukan maka akan diperoleh gambaran secara nasional bagaimana tingkat kehadiran guru di Indonesia. Ada pepatah guru tak dapat korupsi uang kecuali mengurangi kehadiran, sehingga sama dengan tindak korupsi.

Pengembangan finger print perlu dikembangkan untuk meningkatkan disiplin guru yang selanjutnya akan memberikan motivasi ekstern kepada guru supaya lebih professional. Diharapkan dengan diberlakukan finger print ini akan memberikan kontribusi kepada meningkatnya pembelajaran di sekolah.

Cara-cara yang dilakukan supaya finger print berlaku di semua sekolah diantaranya:

1) Pemerintah hendaknya dapat menyediakan perangkat finger print yang sederhana mengingat tidak semua sekolah telah memiliki jaringan listrik, hal ini alat harus dirancang sedemikian rupa sehingga sangat hemat energi listrik, yaitu alat yang menggunakan baterai atau accu sehingga bisa diisi ulang energy listriknya.

2) Alat perekam menggunakan memori yang bisa diaplikasikan pada aplikasi Dapodik karena sebagai laporan kehadiran, dengan demikian dapat dilihat sejauh mana kedisiplinan guru se-Indonesia walaupun ada keterlambatan laporan. Prosentasi kehadiran tiap-tiap sekolah akan mencerminkan tingkat kehadiran guru.

3) Alat perekam akan merekam data guru dengan merekam pertama kali sebagai bukti keabsahan untuk sidik jari berikutnya, pengaturan jam masuk dan jam pulang dapat diatur sekolah berdasarkan dapodik, mengingat ada sekolah yang masuk siang dan pulang sore.

4) Kepala Sekolah bertanggung jawab penuh atas alat yang telah disediakan, sehingga tidak terjadi error dan kerusakan, hal ini diperlukan agar alat selalu terjaga dan awet penggunaanya.

Jika guru tingkat kehadirannya kurang rajin apalagi tidak mengajar dan mendidik dengan baik maka dipastikan hasil belajar siswa akan menurun. Kehadiran guru secara rutin dan tepat waktu senantiasa memberikan dampak positif untuk mencapai pembelajaraan yang maksimal.

*) Ditulis oleh Pujiono, Kepala SD.SMPN SATAP 04 Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah