Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Hasil Penelitian Menyebutkan Anak SD Tak Perlu PR

Hasil Penelitian Menyebutkan Anak SD Tak Perlu PR
Karena waktu tersita untuk PR, banyak anak-anak tidak mendapat cukup waktu untuk bergerak.
Guru tidak seharusnya memberikan segudang pekerjaarn rumah (PR) untuk siswa sekolah dasar (SD). Pakar psikologi Harris Cooper meneliti efek PR selama 25 tahun. Dia menulikan hasil penelitiannya itu di buku The Battle over Homework: Common Ground for Administrators, Teachers, and Parents. Berikut hasil penelitiannya yang SekolahDasar.Net lansir dari dw.com (09/09/16).

Baca juga: Mendikbud Dukung Kebijakan Sekolah Tanpa PR

Belajar sambil bersenang-senang

Anak yang baru sekolah akan masih melewati banyak tahun untuk menuntut ilmu. Guru harus membuat anak-anak menyukai sekolah dan belajar. Atmosfirnya harus dibuat menyenangkan bukan malah membebani. Jangan sampai PR menjadi beban sehingga belajar menjadi hal yang menyebalkan.

Merusak Hubungan Jangka Panjang

PR dimaksudkan untuk mendekatkan dan melibatkan orang tua dalam pendidikan anak-anak. Tapi efeknya bisa sebaliknya. Setelah hari panjang di sekolah, sesuatu yang mencangkup kata "pekerjaan" tak selalu menjadi apa yang diinginkan anak sebelum tidur.  Orang tua dan anak malah bisa bertengkar gara-gara PR dan menimbulkan traumatis.

PR memberi rasa tanggung jawab palsu

PR membantu anak-anak menjadi lebih bertanggung jawab tapi ini hanya berlaku ketika mereka sudah masuk SMP. Tapi ketika orang tua harus mengingatkan anak-anak mereka yang masih SD untuk mengerjakan PR setiap malam, tujuan awal ini pudar artinya. Masa kecil adalah masa bermain.

PR sisakan sedikit waktu untuk jadikan anak-anak

Karena waktu tersita untuk PR, banyak anak-anak tidak mendapat cukup waktu untuk bergerak. Padahal, di usia dini, mereka harus melakukan kegiatan fisik, main di luar dan berolah raga dengan teman-teman. Guru dan orang tua dapat mendorong anak-anak untuk lebih sering melakukan aktivitas seperti ini. Biarkan mereka kreatif dan berlatih fisik untuk mengembangkan diri.

Anak perlu istirahat agar produktif

Mengerjakan PR mencuri waktu istirahat anak-anak SD. Anak-anak membutuhkan waktu rata-rata 10 jam tidur dalam sehari. Agar anak-anak menjadi produktif 100% pada hari berikutnya di sekolah, mereka harus memiliki waktu istirahat yang cukup.