Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pemerintah Diminta Cermat Angkat Honorer Jadi CPNS

Pemerintah Diminta Cermat Angkat Honorer Jadi CPNS
Pemerintah harus menghitung dengan cermat kebutuhan guru di Indonesia.
Akan punya konsekuensi pada anggaran negara jika pemerintah benar-benar mengangkat guru honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang direncanakan dimulai tahun ini.

Selama ini porsi anggaran untuk gaji dan tunjangan guru PNS saat ini cukup besar. Porsinya mencapai separuh lebih dari porsi anggaran pendidikan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Anggaran untuk guru itu akan semakin membengkak jika pemerintah benar-benar bakal mengangkat ratusan ribu guru honorer menjadi CPNS tahun ini. Pemerintah diharapkan mengkaji dengan cermat kebutuhan guru di Indonesia.

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengatakan rencana pemerintah mengangkat guru honorer sampai 250 ribu orang memang cukup signifikan.

Saat ini rasio guru dengan murid di Indonesia sudah mencapai 1:16. Rasio ini lebih baik dibandingkan di Tiongkok, Amerika, bahkan Finlandia. [ Baca: Sekolah Cuma 5 Jam, Inilah Kunci Sukses Finlandia ]

Indra menjelaskan pemerintah harus menghitung dengan cermat kebutuhan guru di Indonesia. Kalaupun di daerah tertentu ada kekurangan guru, bisa dilakukan mutasi guru dari daerah lain yang berlebih.

Ketika diangkat menjadi PNS, mereka sudah terikat sumpah dan janji ditempatkan di seluruh wilayah NKRI. Pengangaktan guru CPNS baru tidak ada salahnya, asalkan dilakukan dengan tepat berdasarkan kebutuhan di lapangan.

Kemudian pengangkatan CPNS guru harus dilakukan melalui seleksi. Sehingga tersaring calon guru yang benar-benar memenuhi kualifikasi dan kompetensi sebagai pendidik.

Pengangkatan ratusan ribu guru honorer jangan sampai malah kental nuansa politisnya. Indra tidak bisa menampik bahwa pengangkatan guru honorer dalam jumlah besar merupakan kebijakan yang populis.

"Kalau memang membutuhkan guru, kenapa kok tidak dari tahun-tahun lalu ada pengangkatan. Kok baru tahun ini menjelang 2019," kata Indra yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (22/02/18).