Guru Honorer SD Tinggal Serumah dengan Kambing Gajinya Rp 350 Ribu
Sri Hartuti (42), sosok guru honorer di Kecamatan Karanganyar, Ngawi, Jawa Timur jadi perhatian. Kisahnya yang tinggal di rumah jauh dari kata layak huni, ramai diperbincangkan. Ia tinggal di rumah yang sangat sederhana. Berdinding anyaman bambu dan lantai tanah. Rumah tersebut berdiri diatas tanah Perhutani, di pinggir hutan jati.
Saat ini Sri mengajar di SD N Pandean 4 sebagai guru kelas 5. Dedikasinya sebagai seorang pendidik terus dia lakukan sampai belasan tahun lamanya. Tujuannya demi pendidikan layak masyarakat sekitar. Ia mengaku mulai jadi GTT (Guru tidak tetap) tahun 2007. Setiap bulan, Ia menerima honor Rp 350 ribu. Jika honor itu telat turun, biasanya ditalangi dulu oleh teman guru PNS.
"Iya betul segitu, Rp 350 ribu. Biasanya setiap tanggal 1 sampai 5 (terima honor). Tapi kadang kalau telat ditalangi teman yang sudah ASN," kata Sri yang SekolahDasar.Net kutip dari detik com (24/10/21).
Ia mengaku sudah tiga bulan tinggal di rumah yang sekaligus kandang kambing tersebut. Sri tinggal bersama suami dan tiga anaknya. Guru honorer ini juga mengatakan, dirinya tinggal di rumah yang sekaligus kandang kambing karena ingin belajar mandiri. Tidak merepotkan nenek dan orang tua.
Selama mengabdikan diri sebagai guru honorer, ia mengaku tidak pernah berkeluh kesah. Semua dilalui dengan penuh ikhlas mengabdikan diri sepenuhnya untuk mengajar anak-anak di desanya. Untuk menutupi kekurangan kebutuhan sehari-hari, is beternak unggas dan beberapa ekor kambing. Sepulang dari sekolah, biasanya ia mencari rumput pakan ternak miliknya.
"Menjadi GTT itu adanya senang saja, setiap hari bisa bertemu dengan anak didik, terhibur dengan itu. Palingan hanya saat akan berangkat, kebetulan bensin habis. Tapi dengan kondisi seperti itu, tetap senang dan menikmati prosesnya," kata Sri yang SekolahDasar.Net kutip dari Times Indonesia (24/10/21).
Perjalan hidup manusia tidak ada yang tahu. Ketika tahun ini pemerintah membuka seleksi PPPK (Pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak), dirinya mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi tersebut. Setelah melewati serangkaian proses, Sri lolos passing grade. Saat ini hanya tinggal menunggu pemberkasan, setelah masa sanggah.
Dari kisah hidupnya yang penuh lika liku sebagai pendidik, ia mengajak agar para guru honorer di Kabupaten Ngawi, yang mungkin senasib dengan dirinya agar tidak pantang menyerah. Menurutnya, yang paling penting tetap ikhlas selama mengabdi sebagai guru.