Nadiem Minta Sekolah Hentikan Cetak Lulusan yang Hanya Pintar Akademis
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim ingin pendidikan yang tidak hanya mencetak lulusan yang pintar secara akademis. Namun juga meminta sekolah mulai mendidik pelajar menjadi pribadi yang berintegritas.
"Caranya pendidikan Indonesia sekarang harus berhenti mencetak lulusan yang hanya pintar secara akademis dan mulai mendidik pelajar menjadi orang-orang yang berintegritas. Menjadi pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter," kata Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim.
Ia menambahkan, seluruh arahan Merdeka Belajar dan transformasi pendidikan yang dia lakukan sudah mengarah pada satu tujuan, yakni profil pelajar Pancasila. Di mana pilar utamanya adalah integritas serta akhlak mulia. Perubahan tersebut yang kini menjadi prioritas Kemendikbudristek.
"Di mana anak-anak dari jenjang PAUD sampai SMA dan SMK didorong untuk memahami dan bukan hanya memahami, tapi aktualisasikan nilai-nilai Pancasila melalui metode pembelajaran berbasis project. Di mana mereka terlibat secara aktif dalam proses belajar," kata Nadiem.
Dia menilai, pembelajaran mengenai akhlak, Pancasila, moralitas, dan integritas saat ini banyak yang hanya berupa teori. Menurutnya, jika pembelajaran itu semua tidak diimplementasikan, tidak berbasis proyek, dan bukan berbasis suatu portofolio pekerjaan, maka integritas tidak akan mungkin dapat mendarah daging di dalam generasi penerus bangsa.
Saat ini sudah ada berbagai macam program Kampus Merdeka yang mendorong mahasiswa untuk keluar dari kampus, belajar dari masyarakat, dan berkontribusi secara sosial untuk Indonesia. Menurut Nadiem, dengan cara itu, pelajar dan mahasiswa akan bisa memahami perannya sebagai generasi penerus bangsa.
"Bukan hanya sebagai seorang yang ingin menjadi sukses, tapi juga (memiliki) misi sosialnya untuk membangun Indonesia dengan integritas yang tinggi," kata Nadiem yang SekolahDasar.Net kutip dari Republika (09/12/21).
Ditambahkannya, jika pendidikan tidak dapat menimbulkan rasa tenggang sosial atau mendidik anak-anak jadi generasi penerus bangsa yang peduli akan kesenjangan sosial Indonesia, maka level integritas mereka akan sulit untuk meningkat. Terlebih ketika di masa depan mereka dipertemukan dengan berbagai macam godaan terhadap integritasnya.
Lihat juga: Tips Mengajarkan Anak Utamakan Kejujuran, Bukan Hanya Nilai
"Saya sangat mengapresiasi inisiatif pendidikan antikorupsi yang sekarang menjadi salah satu prioritas KPK. Strategi nasional pendidikan antikorupsi ini upaya preventif dari kasus korupsi yang harus dilakukan dengan konsisten dan berkelanjutan," jelasnya.
Nadiem menyebutkan, pendidikan antikorupsi merupakan bekal bangsa ini untuk membangun Indonesia yang unggul di masa depan. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut, strategi nasional pendidikan antikorupsi ini harus dilaksanakan secara gotong royong dan kolaboratif. Upaya tersebut tidak akan sukses jika tidak dilakukan dengan gotong royong.
"Saya yakin Indonesia dalam waktu dekat akan tumbuh sebagai negara yang maju dengan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, tapi perlu ketekunan, perlu disiplin dan perlu kolaborasi. lintas kementerian, lintas masyarakat, antara publik dan swasta," kata Nadiem.