Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Guru Diimbau Menerapkan Pembelajaran Berbasis Kemampuan Murid

Sekolah didorong untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi Covid-19. Para guru pun juga diimbau untuk mengenali kemampuan setiap siswa melalui asesmen diagnostik. Hal ini perlu dilakukan karena selama masa pandemi anak belajar berbeda-beda sehingga level kemampuannya beragam.

Lihat juga : Guru Harus Pahami Keunikan Siswa Untuk Memaksimalkan Kurikulum Merdeka

”Guru perlu melakukan asesmen diagnostik kepada semua peserta didik. Jadi, saat PTM, guru bisa menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan murid,” kata Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Muhammad Hasbi.

Asesmen diagnostik merupakan sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa. Penerapan asesmen diagnostik ini sudah sejalan dengan upaya Kementeriannya dengan memperkenalkan sebuah kurikulum yang disebut Kurikulum Merdeka.

“Kurikulum Merdeka ini memiliki sejarah yang panjang di mana pada awal pandemi, Kemendikbudristek melakukan penyesuaian terhadap Kurikulum 2013 yang kemudian melahirkan Kurikulum Darurat,” kata Hasbi yang SekolahDasar.Net kutip dari Tempo (20/07/22).

Menurutnya, pandemi Covid-19 membatasi aktivitas manusia sehingga berdampak terhadap banyak bidang, termasuk pendidikan. Hal ini juga menyebabkan learning loss atau kehilangan pembelajaran sehingga memicu menurunnya capaian belajar. Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemendikbudristek, Kurikulum Darurat ini mampu mengatasi kehilangan pembelajaran yang terjadi di sekolah.

“Oleh karena itu, kurikulum ini kita sempurnakan menjadi Kurikulum Merdeka yang menjadi amunisi bagi pemerintah untuk melakukan pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Ini adalah strategi utama kami untuk membawa kembali siswa ke sekolah,” kata Hasbi.