Model Pembelajaran Investigasi
a. Pengertian model pembelajaran investigasi
Istilah investigasi mulai diperkenalkan dengan diterbitkannya laporan dari Cockcroft (dalam Evans, 1987) menyatakan bahwa pembelajaran matematika harus melibatkan aktivitas-aktivitas berikut:
1. Eksposisi (pemaparan) guru
2.Diskusi diantara siswa sendiri, ataupun antara siswa dan guru
3. Kerja praktek
4. Pemantapan dan latihan pengerjaan social
5. Pemacahan masalah
6. Investigasi.
Investigasi merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan. Kegiatan belajar dimulai dengan diberikan masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada berbagai teori investigasi. Menurut Joyce, Weil dan Calhoun( 2000: 53), model ini sangat mudah disesuaikan dan komprehensip yang menggabungkan tujuan-tujuan akademik investigasi, integrasi sosial dan proses pembelajaran sosial, dan dapat digunakan dalam semua bidang studi, dalam semua tingkat usia. Jadi pembelajaran investigasi adalah model pembelajaran yang perencanaannya disesuaikan agar siswa bekerja dalam kelompok, dengan menggunakan penemuan secara kooperatif.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Investigasi
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran investigasi ini adalah sebagai berikut.
1. Memilih Topik. Para siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk memilih subtopik yang akan diinvestigasi dari suatu materi tertentu yang telah dipersiapkan guru. Sebelumnya, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang heterogen menurut kemampuan akademik, ras, budaya, suku, dan jenis kelamin. Setiap kelompok beranggotakan 3-5 orang, dimana tiap-tiap kelompok membahas materi yang berbeda-beda.
2. Merencanakan Kerjasama. Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 di atas.
3. Impelementasi. Siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan Sintesis. Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian Hasil Akhir. Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi. Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Istilah investigasi mulai diperkenalkan dengan diterbitkannya laporan dari Cockcroft (dalam Evans, 1987) menyatakan bahwa pembelajaran matematika harus melibatkan aktivitas-aktivitas berikut:
1. Eksposisi (pemaparan) guru
2.Diskusi diantara siswa sendiri, ataupun antara siswa dan guru
3. Kerja praktek
4. Pemantapan dan latihan pengerjaan social
5. Pemacahan masalah
6. Investigasi.
Investigasi merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan. Kegiatan belajar dimulai dengan diberikan masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada berbagai teori investigasi. Menurut Joyce, Weil dan Calhoun( 2000: 53), model ini sangat mudah disesuaikan dan komprehensip yang menggabungkan tujuan-tujuan akademik investigasi, integrasi sosial dan proses pembelajaran sosial, dan dapat digunakan dalam semua bidang studi, dalam semua tingkat usia. Jadi pembelajaran investigasi adalah model pembelajaran yang perencanaannya disesuaikan agar siswa bekerja dalam kelompok, dengan menggunakan penemuan secara kooperatif.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Investigasi
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran investigasi ini adalah sebagai berikut.
1. Memilih Topik. Para siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk memilih subtopik yang akan diinvestigasi dari suatu materi tertentu yang telah dipersiapkan guru. Sebelumnya, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang heterogen menurut kemampuan akademik, ras, budaya, suku, dan jenis kelamin. Setiap kelompok beranggotakan 3-5 orang, dimana tiap-tiap kelompok membahas materi yang berbeda-beda.
2. Merencanakan Kerjasama. Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 di atas.
3. Impelementasi. Siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan Sintesis. Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian Hasil Akhir. Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi. Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.