Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pembelajaran Menulis di SD

SEKOLAHDASAR.NET - Pembelajaran menulis di SD dilaksanakan sejak kelas I sampai dengan kelas VI. Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD terutama di kelas I dan II tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran membaca permulaan, walaupun membaca dan menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda. Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif.

Kemampuan menulis siswa tidak diperoleh dengan sendirinya, melainkan melalui proses belajar mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi, siswa harus berlatih dari cara memegang alat tulis serta menggerakkan tangannya dengan memperhatikan apa yang harus dituliskan. Siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi itu, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu, sampai menuliskannya dengan benar. Agar bermakna proses belajar menulis permulaan ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenali huruf-huruf itu. Kemudian dalam kegiatan menulis lanjut siswa berlatih menungkapkan gagasannya secara tertulis.

Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis lanjutan. Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembang-kan kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Jenis tulisan yang bisa dikembangkan pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun, puisi, surat, dan prosa.

Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak bergantung kepada kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus membekali dirinya dengan kemampuan menulis. Guru juga dituntut mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Latihan yang intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini setiap guru hendaknya menyadari bahwa pembelajaran menulis tidak ditekankan pada pengetahuan kebahasaan tetapi bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut.

Materi pembelajaran bahasa Indonesia dalam KTSP (2006) memuat beberapa standar kompetensi yang berisi pengembangan kemampuan menulis siswa baik dalam segi kebahasaan maupun nonkebahasaan. Materi pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV memuat berbagai kompetensi dalam aspek me-nulis seperti menulis tentang berbagai topik, pengumuman, pantun, dan surat. Dalam berbagai kegiatan menulis tersebut, siswa diharapkan nantinya dapat menulis dengan memperhatikan unsur-unsur kebahasaan dalam kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti penggunaan ejaan, huruf, dan tanda baca. Hal itu termuat dalam Kompetensi Dasar pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester II ”menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, penulisan tanda baca dan huruf besar ”

Berdasarkan jenis tulisannya menulis dibedakan menjadi empat yaitu menulis diskripsi, narasi, argumentasi dan eksposisi. Disamping keempat jenis tulisan tersebut Suparno (2008: 1.13) menambahkan satu lagi jenis tulisan yaitu persuasi.


Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya (Suparno, 2008: 1.11). Sunarno (2007: 1) mempertegas pendapat Suparno bahwa tulisan deskripsi berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.

Dengan demikian deskripsi dapat disimpulkan sebagai tulisan yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek tulisan dijelaskan secara rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh pancaindra penga-rang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan pembaca tentang kebenaran dan keber-adaan sesuatu yang telah dijelaskan oleh penulis.

Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu peristiwa. Sesuai dengan pendapat De'images (2007: 5) ”paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki kalimat utama.”. Senada dengan De'images, Suparno (2008: 1.11) berpendapat bahwa ”Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian”. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama, bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa narasi merupa-kan jenis tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian. Kejadian tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan sejelas-jelasnya.

Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca perca-ya dan menerima apa yang dipaparkannya oleh penulis.

Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang disampaikannya. Sehingga keber-adaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.

Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau me-nambah pengetahuan dan pandangan pembacanya (Suparno, 2008: 1.12). Sasa-rannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi piki-ran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.

Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat mengembang-kan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3) menambahkan bahwa ”untuk mem-perjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik”.

Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan sebagai jenis tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah informasi. Tulisan ini disampai-kan secara jelas dan dapat disertai data-data yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang sesungguhnya.

Persuasi
Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Tuli-san ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. ”Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam tulisannya” (Sunarno, 2007: 4). Hal ini berbeda dengan argumen yang pendekatannya bersifat rasional yang diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.

Sama halnya argumentasi persuasi juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar. Contoh bentuk tulisan persuasi adalah propaganda, iklan, selebaran, dan brosur.