Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tujuan dan Jenis-jenis Menulis

Dalam menulis pasti memiliki tujuan agar pembaca menjadi terinspirasi dan tergerakkan. Penulis memiliki tujuan tertentu dalam penulisannya, yaitu: memberi informasi, mencerahkan jiwa, mengabadikan sejarah, ekspresi diri, mengedepankan idealisme, mengemukakan opini dan teori, dan menghibur (Charlie: 2008, 111). Dari tujuan menulis yang diungkap oleh Charlie, dapat diuraikan sebagai berikut. (1) Memberi informasi, maksudnya adalah sebagian besar tulisan dihasilkan dengan tujuan memberi informasi, seperti memperkenalkan produk atau mempromosikan sesuatu termasuk berita maupun tempat pariwisata. (2) Mencerahkan jiwa, yakni bacaan sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia, sehingga karya tulis layak dipandang sebagai salah satu pencerahan pikiran dan jiwa. (3) Mengabadikan sejarah yaitu dengan menuliskan sejarah agar abadi sampai ke generasi berikutnya. (4) Penulis menggunakan tulisannya sebagai sarana mengekspresikan diri, baik bagi perorangan atau kelompok. (5) Untuk mengedepankan idealisme yang umumnya dituliskan karena tulisan memiliki daya sebar yang sangat cepat. (6) Tulisan juga berfungsi mengemukakan opini dan teori yang biasanya selalu diabadikan dalam bentuk tulisan. (7) Tulisan bertujuan untuk menghibur pembaca, meski bertema humor atau bukan tulisan umumnya bertujuan untuk menghibur pembaca.

Jenis-jenis Menulis
Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah: (1) deskripsi adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang bersifat imajinasi, (3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan (4) argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi (Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan untuk memberikan informasi tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada pembaca.

Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006: 4.6). Jadi, menulis deskripsi adalah, menulis dengan menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis seperti, bahagia, takut, sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi, pembaca dituntut untuk menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus didasarkan pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat.

Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya dan saling berkaitan.

Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih karangan deskripsi tempat, karena tema yang dibahas adalah “Pengalaman” jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa akan mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara jelas adalah mengenai suasana hati, kelengkapan penggambaran, dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan penilaian dalam mengarang deskripsi.

Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54). Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh seseorang.

Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.