Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Media Elektronik Tidak Dapat Menggeser Peran Guru Kelas Bawah Dalam Pengajaran Membaca Dan Menulis

Media Elektronik Tidak Dapat Menggeser Peran Guru Kelas

Memasuki era digital berbagai media dapat diupayakan sedemikian rupa oleh para produser untuk mengarahkan perhatian orang tua  terhadap anak terutama peserta didik pada kelas bawah terutama pada masa pandemi covid-19. Hal ini tidak dapat disangkal karena hampir dua tahun para orang tua beralih fungsi menjadi Guru/Pendidik bagi anaknya sendiri.

Meski pun demikian halnya namun situasi ini tidak dapat bertahan lama sebab banyak orang tua tidak dapat menjalankan fungsi mereka sebagai guru/pendidik secara maksimal.Sebab ada berbagai kendala yang menjadi penghalang bagi semangat orang tua memainkan peran sebagai guru/pendidik, sampai-sampai mereka mengeluhkan keadaan anak pada keluarga atau kerabat di mana saja mereka jumpai.


Jika kita cermati semangat orang tua dalam memanfaatkan alat teknologi digital sangat tinggi dibanding sebelum memasuki masa pandemi. Hal ini dilihat dari daya beli orang tua terhadap produk-produk teknologi digital seperti; hand phone maupun produk digital lainnya yang ditawarkan sebagai sarana penuntun bagi anak kelas bawah yang hampir sama peran sebagai pangganti fungsi guru/pendidik di saat berada dalam masa penerapan sistem Belajar Dari Rumah (BDR).

Memperhatikan kondisi ketidakstabilan proses Belajar Dari Rumah maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa peran guru/Pendidik tidak dapat digantikan dengan media teknologi digital,diantaranya sebagai berikut:

1. Guru/Pendidik sebagai Pelita

Sebagai pelita di sini menunjukkan bahwa guru memiliki kepribadian yang sangat sederhana namun dengan kesederhanaan itu dapat membuat anak mudah akrab dengan guru sehingga dalam berbagai kesulitan belajar anak dapat terpancing untuk mengikuti konsep yang disediakan guru. Guru tidak hanya memiliki konsep sederhana untuk menarik perhatian anak tetapi juga dilengkapi dengan cara bermain peran untuk mengubah situasi anak misalnya saat anak merasa tidak tertarik lagi dengan guru dan ingin bermain dengan teman-temannya sehingga berniat meninggalkan guru dengan berbagai alasan, termasuk melalui ekspresi menangis di depan guru, dalam hal ini pun guru mampu mengendalikan dengan konsep dan trik baru yaitu dengan cara menyanyi atau mengarahkan anak ke suatu permainan menarik yang dimainkan oleh sang guru. Inilah yang menjadi fungsi guru sebagai pelita yang walau pun kecil nyalanya namun mampu menghadapi kelamnya pikiran dan konsep anak sehingga anak kembali pada konsep arahan guru sebagai pelita di kala kelam.

2. Guru/Pendidik sebagai Embun Penyejuk

Sebagai embun penyejuk memiliki makna yang mendalam artinya sangat kecil perannya di mata banyak orang namun pengaruhnya kepribadian guru terhadap anak sangat melekat dan terasa sejuk dan membekas di hati dan pikiran anak.Mengapa menjadi embun penyejuk dikala kehausan,sebab ada saja rasa tidak nyaman dari anak untuk terus belajar dan ingin meninggalkan guru dan pelajarannya,namun cara guru mengalihkan perhatian anak sangat berbeda dengan cara orang tua. Mungkin saja saat anak tidak mau melanjutkan kegiatan belajar orang tua akan berpikir bahwa anak perlu istirahat,sehingga mudah membiarkan anak meninggalkan tujuan yang ingin dicapai oleh bahan yang dikirim oleh guru/pendidik.   

3. Guru/Pendidik melakukan tugas tidak berorientasi pada jasa/penghargaan

Seseorang jika sudah memilih profesi sebagai guru maka akan kehilangan konsep orientasi pada jasa, sebab kelakuan dan kepribadian anak didik akan menempati posisi pertama dalam pikiran guru. Perilaku anak dapat mengubah kebiasaan guru misalnya kebiasaan guru setiap hari sebagai pribadi yang jarang berbicara dengan teman akan diubah oleh perilaku anak yang terus membuat guru tidak berhenti berbicara. Dari perubahan situasi pertemuan guru dan anak masing-masing pihak akan berubah dengan sendirinya. Inilah yang membuat guru akhirnya melupakan jasanya di mata masyarakat.

Dari ketiga peran guru inilah yang sulit digantikan oleh siapa pun dan oleh apa pun, baik orang tua maupun kemajuan teknologi digital di dunia pendidikan.

*) Ditulis oleh PAULUS POBAS,S.Pd.M.Pd. Seorang guru di SMAS KRISTEN 1 SOE.Kab.Timor Tengah Selatan-NTT