Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Peran Tim Media Bagi Pengembangan Literasi Guru

Peran Tim Media Bagi Pengembangan Literasi Guru

*) Ditulis oleh PAULUS POBAS,S.Pd.M.Pd

Tim media adalah kekuatan bangsa yang mampu mengubah segenap lapisan masyarakat,mulai dari kelas elit sampai pada rakyat jelata.Hal ini dapat terjadi karena media merupakan cermin masyarakat dalam berbagai aktifitas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jika dipandang dari latar belakang lahirnya bangsa Indonesia tercinta hingga terciptanya masyarakat yang adil dan makmur maka peran Tim media dalam menghidupkan media cetak di tengah masyarakat menjadi jauh lebih tajam guna memajukan literasi bagi masyarakat Indonesia umumnya dan teristimewa bagi Guru sebagai pelita dalam kegelapan maupun embun penyejuk dikala kehausan bagi anak bangsa sebai generasi penerus cita-cita bangsa.

Lihat juga : Media Elektronik Tidak Dapat Menggeser Peran Guru Kelas Bawah Dalam Pengajaran Membaca Dan Menulis

Tim Media baik media cetak maupun media elektronik sesungguhnya mimiliki sumbangsih besar bagi pengembangan literasi  Guru di Indonesia.

Jika kita menoleh ke belakang sebentar, maka kita akan menemukan sederetan peristiwa yang diukir indah dan tersimpan rapih berkat jasa tak ternilai dari Tim Media.

Karya Tim Media  memang tidak banyak yang namanya termuat dalam dokumen negara  dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia namun sesungguhnya buah karya yang mereka wariskan masih tercium harum sepanjang masa. Itulah sebabnya pada pengembangan kemampun literasi bagi Guru/Pendidik harusnya menjadi perhatian utama sehingga dalam memberi pengalaman bagi Siswa/Peserta Didik dalam proses belajar mengajar dapat memotivasi mereka untuk tetap mencintai profesi sebagai Tim Media demi kelangsungan dan pengembangan media pada generasi penerus berikutnya.

Pengembangan Literasi bagi Guru/Pendidik dipandang sangat perlu dalam berbagai tingkatan Pendidikan, mulai dari Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Guru Sekolah Menengah Atas (SMA). Mengapa para Guru Besar/Dosen pada Perguruan tinggi tidak disebutkan di sini ? Itu dikarenakan Guru Besar/Dosen sudah memiliki pengalaman tentang hal Literasi, sebab hampir setiap hari mereka selalu diperhadapkan dengan tugas Tulis Menulis sehingga mereka umumnya sudah memiliki pengalaman yang handal.

Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatikan  serius bagi Guru  dalam pengembangan kemampuan literasi, diantaranya sebagai berikut :

1.   Memiliki kesadaran tentang pentingnya menulis,Ini berarti Guru/Pendidik pada Tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) perlu ditumbuhkan semangat menulis agar setiap waktu luang dapat mengembangkan kemampuannya melalui menulis hal-hal penting yang dipandang perlu dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi peserta didik yang dibimbingnya.

2.  Mengembangkan diri melalui mengisi waktu luangnya dengan kegiatan membaca . Mengapa membaca sangat penting dalam pengembangan diri bagi Guru/Pendidik ? Sebab kita ketahui bahwa membaca merupakan kebutuhan primer bagi semua kalangan dalam berbagai keadaan.Kita ingat pernyataan yang pernah diungkapkan oleh pendahulu kita “TIADA HARI TANPA MEMBACA”,

3.  Membangun hubungan kerja sama dengan Tim Media,Maksudnya adalah selain Guru/Peserta didik dapat menyimpan berbagai pengalaman secara tertulis untuk kepentingan diri sendiri , dapat pula bekerja sama dengan Tim Media untuk ikut mengoreksi sekaligus perbaikan dan penataan kegiatan ketrampilan menulis bagi Guru / Pendidik dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya.

4.  Memiliki Semangat Membaca karya orang lain sebagai motivasi  untuk ikut menulis.Tujuannya adalah dengan membaca hasil karya teman sejawat dapat menumbuhkan semangat menulis bagi Guru/Pendidik.Sebagai Insan bermasyarakat Guru dalam membaca karya teman sejawat dapat memacu semangat menulis bagi Guru/Pendidk tersebut .

Empat langkah di atas tentunya belum mewakili segala harapan Guru/Pendidik dalam mengasah ketrampilan menulis,namun sedikitnya sudah dapat menjadi motifasi awal untuk memulai semangat menulis di kalangan Guru.

Guru sebenarnya memiliki kemampuan yang  hebat namun belum dapat diekspos Tulisannya sehingga guru tersebut merasa belum berarti bagi orang lain.

Guru sesungguhnya sudah berulang kali menulis di buku kerjanya yaitu jurnal mengajar harian namun masih pada taraf konsep sehingga belum berpeluang untuk berkarya lebih luas.

Melalui peran Tim Media dapat membantu menumbuhkan semangat menulis bagi Guru dalam kegiatan tulis menulis. Kegiatan tulis menulis bagi seorang guru bukanlah hal yang sulit namun Guru sendiri belum menyadari betapa pentingnya tulisan Guru bagi generasi berikutnya. Sepanjang melaksanakan tugasnya Guru sangat dibutuhkan oleh semua  kalangan sebab guru adalah gudang ilmu/tempat orang bertanya.Itulah sebabnya jika guru ikut mengisi rubrik media cetak melalui buah karya mereka maka ada kemungkinan besar lebih banyak minat pembaca untuk berusaha membaca media tersebut,Apalagi pada masa pandemi yang mana guru dibatasi ruang untuk bertemu dengan peserta didik maupun mantan peserta didik bahkan masyarakat di sekitar guru yang sudah dikenal. Maka dengan menulis di media pasti segala kemampuan dari guru tersebut dapat dinikmati oleh pihak pembaca.

Kiranya melalui peran Tim Media dapat membangkitkan semangat menulis bagi Guru/Pendidik agar semua pengalaman Guru dapat disalurkan ke media cetak maupun media elektronik sehingga membantu semua pihak sesuai dengan peran dan tugasnya sebagaimana yang dituang dalam syair lagu: HIMNE GURU” :

Guru sbagai pelta dalam kegelapan

Guru laksana embun penyejuk dalam kehausan

Dua peran di guru ini tidak dapat digantikan dengan media apapun,untuk itu Tim media dapat memanfaatkan peran emas ini untuk memajukan masyarakat Indonesia menuju Indonesia Sejahtera.

*) Penulis adalah Guru non PNS di SMAS KRISTEN 1 SOE. Kab.Timor Tengah Selatan. Nusa Tenggara Timur.