Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Guru Dituntut Memiliki Semangat Nasionalisme yang Tinggi, Mengapa?

Guru Dituntut Memiliki Semangat Nasionalisme yang Tinggi, Mengapa?

Semangat nasionalisme yang tinggi juga harus dimiliki oleh seorang guru. Gimana tidak? Dalam Bahasa Jawa guru merupakan kepanjangan dari "digugu lan ditiru". Maksudnya, seorang guru itu merupakan panutan sekaligus contoh bagi para muridnya.

Dengan begitu terdapat banyak harapan besar yang dialamatkan kepada guru untuk membawa lebih maju bangsa Indonesia ini. Dalam pendorong majunya bangsa Indonesia seorang guru bisa memulainya dengan melakukan pembangunan SDM yang mereka hasilkan dari adanya proses pendidikan.

Jika mengingat posisi seorang guru yang berada di garda paling depan, juga berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Meskipun sekarang ini menggunakan teknologi informasi yang begitu pesat berkembang sehingga terdapat banyak penyedia sumber pengetahuan.

Kendati demikian tugas guru tetap saja 5 M. Yaitu merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing, dan melaksanakan tugas. Terlebih pada fungsi pembimbingan tentunya tidak bisa tergantikan oleh teknologi informasi yang ada sekarang ini.

Semangat Nasionalisme yang Tinggi pada Guru

Guru tidak hanya sebatas mentransferkan ilmu saja. Namun lebih utamanya berperan dalam mendidik yang merupakan ciri khas melekat pada jati diri seorang guru guna membentuk integritas kepribadian peserta didik yang berbasis pada karakter pendidikan.

Selain itu, seorang guru juga mempunyai kedudukan penting dalam lahirnya anak bangsa yang berkualitas unggul. Seperti yang dikatakan oleh mantan Mendikbud Muhadjir Effendy, Walaupun tidak terdapat rumusan juga kurikulum, tetapi seorang guru bisa membuatnya".

Dengan begitu bisa dikatakan ada ataupun tidak adanya sarana dan prasarana seorang guru tetap bisa mengajar walaupun hanya di lapangan. Guru sendiri sejatinya merupakan kurikulum dalam dunia pendidikan. Tetapi baru-baru ini Indonesia dikacaukan dengan adanya kasus pencucian otak yang dilakukan oleh aktivis Negara Islam Indonesia.

Faktanya hal tersebut berhasil membuat resah masyarakat Indonesia. Karena, pada kenyataannya pencucian otak tersebut dilontarkan kepada para pelajar juga mahasiswa.

Peristiwa

Mereka beranggapan bahwasanya pelajar dan mahasiswa masih lemah dan labil jati diri mereka. Tak hanya itu saja yang menjadi alasannya, biasanya pelajar dan mahasiswa itu mempunyai semangat kebangsaan yang lemah.

Dengan begitu penilaian tersebut dijadikan landasan untuk memperkuat keinginan mereka supaya bisa bergabung dengan Negara Islam Indonesia dan berniat memisahkan diri dengan NKRI. Selain itu, baru-baru ini juga terdapat kejadian atau peristiwa terorisme dan radikalisme di Indonesia. Seperti halnya di Ambon Maluku yang terdapat aksi penyerangan dari siswa SMAN 6 Jakarta terhadap wartawan. Ada juga kasus bom bunuh diri yang terdapat di Gereja Bethel Injil sepenuh. Terjadinya peristiwa tersebut dapat diindikasikan karena lunturnya jati diri dari kalangan pelajar serta pemuda yang berakibat terhadap penurunan semangat nasionalisme.

Mengetahui akan hal tersebut tentunya guru juga terkait. Dengan begitu, menjadi seorang guru bukanlah suatu hal yang mudah meskipun merupakan cita-cita yang mulia. Sebab seorang guru itu juga dituntut mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi.

Dunia Berdasarkan Sejarah

Berdasarkan sejarah, adanya kebangkitan suatu bangsa itu juga ditandai dengan bangkitnya dunia pendidikan. Dengan begitu sudah pasti terdalamnya juga melibatkan generasi muda serta pelajar. Oleh sebab itu, pendidikan juga dituntut guna bisa mengambil peran dalam melakukan antisipasi terhadap semua kegiatan yang dapat melunturkan semangat nasionalisme di kalangan muda.

Lihat juga : Membangun Motivasi dan Karakter Adalah Peran Guru yang Tak Dapat Diambil Alih Teknologi

Suatu bangsa yang pemudanya tidak mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi, bisa dipastikan tidak akan bisa bangkit dari keterpurukan bahkan dapat dikatakan sedang berada di ambang kehancuran. Dengan berdasarkan pada sejarah tersebut, pendidikan menjadi prioritas utama untuk membangkitkan semangat nasionalisme.

Sedangkan pendidikan sendiri tidak akan sukses tanpa adanya peranan dari seorang guru. Maka, seorang guru itu juga dituntut harus mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi supaya dapat mencetak generasi penerus bangsa.