Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Computational Thinking dalam Menghadapi Era Merdeka Belajar

Computational Thinking dalam Menghadapi Era Merdeka Belajar

Computational thinking
saat ini sudah mulai diterapkan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan sangat pesat di berbagai bidang, termasuk dalam pembelajaran. Proses belajar mengajar saat ini dituntut menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Tentunya dengan berbagai sumber belajar agar meningkatkan pengetahuan keterampilan/kecakapan serta sikap.

Keterampilan untuk menggunakan, memanfaatkan dan mengoperasikan komputer memang penting. Hal ini dilihat dari banyaknya pekerjaan yang membutuhkan komputer. Tentu ini juga menjadikan sebuah tantangan guru dalam menyiapkan siswa agar memiliki keterampilan di masa depan.

Pada era digital ini, guru harus dapat beradaptasi dengan perubahan. Bahkan juga terus belajar meningkatkan kompetensi dalam mempersiapkan siswa yang cerdas, cakap dan mampu menguasai komputer.

Computational Thinking pada Kurikulum Merdeka Belajar

Mungkin Anda pernah mendengar istilah berpikir komputasional ini. Perlu Anda ketahui bahwa cara berpikir ini untuk menyelesaikan masalah dengan menguraikan masalah menjadi bagian yang kecil dan sederhana. Setelah itu, Anda perlu mencari pola dalam masalah tersebut sehingga dapat menyusun langkah-langkah atau solusi dalam menyelesaikan masalah.

Pastikan agar tidak salah paham, hal ini bukan berarti seseorang harus berpikir layaknya komputer. Cara berpikir ini juga dapat digunakan untuk menyelesaikan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, merdeka belajar adalah tatanan pendidikan yang merombak kebiasaan belajar lama, sebelumnya cenderung monoton dan membosankan.

Lihat juga : 3 Tips Menciptakan Kelas Interaktif Merdeka Belajar, Para Guru Harus Tahu!

Dalam hubungannya antara pemikiran komputasional dengan merdeka belajar yakni pada bidang-bidang yang disukai siswa, apabila mengalami suatu kendala maka cara berpikirnya mengenai cara agar dapat memecahkan masalah menjadi hal yang lebih kecil. Pada kurikulum ini perlu berpikir komputasional dengan terampil menciptakan solusi-solusi dalam menyelesaikan masalah secara sistematis, kritis, analitis, dan kreatif.   

Harapannya dapat mengasah keterampilan problem solving yang efektif, efisien, dan optimal.  Hal ini sebagai landasan untuk menghasilkan solusi dengan menerapkan penalaran kritis, kreatif dan mandiri.

Tahapan Computational Thinking

Berdasarkan konsepnya, pemikiran komputasional ini memiliki empat tahap utama. Berikut ini adalah tahapannya.

1. Decomposition (Dekomposisi)

Decomposition (Dekomposisi) adalah landasan pemikiran komputasional untuk memecahkan masalah kompleks sehingga menjadi bagian kecil dan sederhana. Sehingga seseorang dapat mengetahui rumusan masalah yang terjadi dan menyelesaikannya satu persatu. Hasil pemecahan masalah yang lebih kecil ini berguna dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Penyelesaian masalah dekomposisi ini yang artinya menyelesaikan masalah secara detail.

2. Pattern Recognition (Pengenalan pola)

Pattern recognition atau pengenalan pola adalah metode yang membantu memecahkan masalah dengan mencari pola dan perbedaan dari sebuah masalah. Metode ini dapat memprediksi masalah dan penyelesaian masalahnya lebih baik sesuai dengan pola yang sudah didapatkan.

3. Abstraction (Abstraksi)

Pada tahapan ini, seseorang akan melihat permasalahan, melakukan generalisasi serta identifikasi informasi yang ada. Oleh karena itu, seseorang dapat mengabaikan informasi yang tidak penting atau kurang relevan sehingga fokusnya pada informasi penting untuk menyelesaikan masalah. Abstraksi ini membantu seseorang dalam membuat kesimpulan umum dari informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang sama.

4. Algorithm (Algoritma)

Pada tahapan ini untuk mengembangkan sistem dan membuat daftar petunjuk. Selain itu, terdapat langkah-langkah pemecahan masalah secara efektif dan efisien.

Era merdeka belajar ini menjadi tatanan pendidikan di Indonesia yang memberikan keluwesan peserta didik dan guru dalam pembelajaran. Selain itu, mendukung peningkatan daya pikir secara tidak langsung karena kebiasaan yang dilakukan.

Beberapa hal mengenai computational thinking tersebut perlu untuk Anda ketahui. Apabila memahami konsep berpikir komputasional sehingga guru atau pendidik dapat mengintegrasikan cara berpikir ini untuk kegiatan pembelajaran.