Kurikulum Merdeka Butuh Banyak Guru Mapel, Semoga Jadi Peluang Honorer
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) menggunakan pendekatan mata pelajaran (mapel) menjadikan sejumlah mata pelajaran harus disampaikan oleh guru dengan latar belakang pendidikan yang lebih spesifik.
Ada perbedaan yang mencolok antara IKM dan Kurikulum 2013 (K-13). Kurikulum Merdeka tingkat SD/MI contoh, sejumlah mapel diajarkan secara terpisah, sedangkan pada K-13 bentuknya tematik.
Perbedaan lainnya, pada kurikulum sebelumnya K-13 tidak ada mapel bahasa Inggris di jenjang sekolah dasar (SD). Namun, pada struktur Kurikulum Merdeka, bahasa Inggris masuk mata pelajaran di jenjang SD.
Dengan adanya banyak mata pelajaran pada IKM akan butuh guru lebih banyak. Ini dapat jadi peluang bagi guru honorer yang lulus Passing grade dalam seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
"Guru bahasa Inggris bisa mendapatkan formasi di SD dengan adanya Kurikulum Merdeka," kata Ketua umum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih.
Dia menambahkan saat ini kondisi guru bahasa Inggris berstatus honorer yang cemas. Pasalnya, jumlah mereka tidak sebanding dengan kuota PPPK 2022 yang tersedia. Kondisi ini, karena banyak guru bahasa Inggris mengajar di SD. Sementara, saat seleksi (PPPK) dibuka tahun lalu, formasinya hanya ada di SMP.
Lihat juga : 5 Ciri-Ciri Guru Merdeka Belajar, Berani dan Inovatif
Pihaknya berharap ada kebijakan Kemendikbudristek supaya guru lulus PG PPPK tahun 2021 dapat sejalan dengan Kurikulum Merdeka. Ini supaya guru Bahasa Inggris tidak banyak yang masuk keranjang serta menunggu giliran diangkat jadi ASN.
"Kasihan lho banyak yang usianya di atas 40 tahun. Kalau menunggu ASN pensiun, jangan-jangan malah sebelum diangkat sudah pensiun duluan," kata Heti yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (01/08/22).