Guru Bekerja dalam Diam
Para guru lebih menikmati bekerja dalam diam. Bekerja dengan ikhlas. Bekerja dengan sukarela, tanpa bersuara. |
Para buruh selalu berharap lebih, mereka memanfaatkan hari buruh sebagai waktu untuk menyuarakan apa yang mereka pendam selama 1 tahun. Mulai dari peningkatan gaji, kesejahteraan sosial, keadilan, tunjangan, asuransi, dan fasilitas yang bersifat pribadi, sampai tentang cara perekrutan buruh yang bersifat umum atau global. Selalu ada saja tarik ulur antara kaum buruh dan perusahaan, bagaimana tidak, kaum buruh memikirkan hal personal yang hanya mementingkan golongannya sedangkan perusahaan pun sama memikirkan kepentingan pemiliknya. Pemerintah yang seharusnya berada di tengah-tengah pun tidak bisa menjadi penengah kondisi itu. Justru terkadang pemerintah lebih berpihak kepada perusahaan, karena orang yang duduk berkuasa dibangku pemerintahan juga duduk dibangku perusahaan.
Baca juga: Semua Guru Berhak Mendapat Gaji dan Tunjangan
Setelah tanggal 1 berlalu, masuklah tanggal 2 Mei. Hari di mana di tanah air ini diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Karena di hari itu lahirlah sosok pahlawan yang membawa perubahan dalam dunia pendidikan. Dialah yang memiliki nama asli Soewardi Soerjaningrat, atau lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Seorang yang memandang bahwa tempat belajar layaknya taman, indah dan menyenangkan. Filosofi yang hidup dalam nafas pendidikan Indonesia, ing ngarsa sing tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Yang artinya di depan memberi contoh, di tengah memberi dukungan, dan dibelakang memberi dorongan.
Setiap tanggal 2 Mei ini, setiap sekolah wajib melaksanakan upacara bendara untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional. Tidak ada kata menunda dalam melaksanakan upacara bendera, meski dihari itu libur, upacara tetap dilaksanakan! tidak bisa ditawar! seluruh warga sekolah hanya berangkat untuk upacara. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia selalu hadir memberikan sambutannya disetiap upacara bendera, terselip dalam amanat yang disampaikan Pembina upacara. Dibeberapa sekolah bahkan ada yang merayakan hari spesial itu dengan mengadakan beragam perlombaan, tentunya yang berhubungan dengan pendidikan.
Suasana di hari tanggal 2 ini memang tidak meramaikan jalan-jalan utama dan memadati pusat-pusat kota melainkan meramaikan suasana sekolah bersama para siswa-siswinya dengan hiburan dan kegembiraan di hari kebangkitan pendidikan nasional ini. Memang sangat kontras antara tanggal 1 dan 2 Mei, meskipun mereka berdekatan dan saling bersentuhan, tapi jiwa mereka tak sama. Jauh berbeda!
Para guru masih saja sibuk dengan karyanya, membentuk karakter dan pribadi bangsa melalui generasi-generasi muda dalam genggamannya. Tidak ada kata libur bahkan menganggur di hari itu. Tak pula terbersit dalam benak para guru untuk melakukan hal yang serupa para buruh lakukan kemarin. Menyuarakan apa yang mereka rasakan. Para guru lebih menikmati bekerja dalam diam. Bekerja dengan ikhlas. Bekerja dengan sukarela, tanpa bersuara. Meskipun terkadang dalam hatinya bergejolak, karena apa yang mereka dapatkan tak sepadan dengan tuntutan dan kewajiban yang mereka lakukan.
Salam hangat dan senyum lembut untuk seluruh guru di Indonesia.
*) Ditulis oleh Dika Prestama, Guru SD Labschool UNNES Semarang.