Tidak Hanya Emosi Saja, Ini 5 Cara Tepat Memarahi Anak
Cara tepat memarahi anak adalah teknik menghukum anak bersalah dengan cara-cara bijaksana termasuk tidak menyakiti fisik mereka. |
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, cara tepat memarahi anak tidak identik dengan pemberian punishment dalam bentuk kekerasan fisik. Menurut pemangku kebijakan terkait pendidikan tersebut, ketika orang tua menjumpai kesalahan yang dilakukan anak, maka jangan berteriak, memukul, mencubit, apa lagi disertai dengan kata-kata kasar.
Tindakan kemarahan dengan kekerasan justru membuat anak semakin berontak. Mereka memang memiliki rasa takut, tetapi di belakang orang tua, ada rasa marah di dalam hatinya. Bukan tidak mungkin, anak akan mempersiapkan balasan kelak.
Selain itu, dampak memarahi anak dengan perilaku semacam ini justru menyisakan traumatic di otak anak. Sehingga wajar kalau anak menjadi pendiam, penakut, minder jika dibesarkan dengan hukuman yang ekstrem.
Cara Tepat Ketika Memarahi Anak
Untuk menghindari, cedera fisik, psikologi serta mencegah traumatic anak, maka berikut beberapa cara tepat memarahi anak yang diaminkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena sesuai dengan argumentasinya di atas:
1. Hukum Anak dengan Aktifitas Olahraga
Semua orang tua pasti ingin anak-anaknya sehat. Maka dari itu, tidak jarang, anak diikutkan klub olahraga tertentu untuk mengembangkan minatnya. Ternyata, menurut perwakilan Cabang Dinas Sumenep pada sebuah kegiatan sosialisasi strategi mengajar, menyatakan kalau olahraga bisa dijadikan bentuk hukuman pada anak.
Maksudnya adalah, menghukum anak dengan kondisi marah, tetapi tidak menyakiti. Sebaliknya, justru menggarahkan pada aktifitas olahraga.Misalnya saja dihukum untuk lari dua kali keliling halaman rumah di sore hari, mengangkat jemuran dengan cepat, memijat orang tua, lari cepat menghampiri orang tua lalu mencium tangannya, dan masih banyak bentuk yang lainnya.
Hukuman semacam ini, tidak menyakiti anak tetapi justru membuatnya sehat. Sedangkan efek jeranya, karena olahraga semacam ini melelahkan. Apalagi orang tuanya terus mengawasi jika anak berbuat curang.
2. Batasi Fasilitas Rumah yang Disenangi Anak
Jika anak tidak juga mengubah perilaku buruknya, maka cara memarahi yang kedua adalah batasi fasilitas rumah yang disenangi anak.Mulai dari televisi, smartphone, sepeda dan lain sebagainya.
Tentu anak akan mengubah perilakunya yang salah. Karena mereka tidak tahan, satu hari tanpa fasilitas tersebut. Jadi orang tua tinggal meminta janji saja, kalau fasilitas akan dikembalikan, agar si anak mau berubah.
3. Mengurangi Uang Jajan Anak
Biasanya, orang tua memberikan uang jajan dengan nominal tertentu setiap hari kepada anak. Nah, jika orang tua ingin memarahi kesalahan anak, coba kurangi uang jajan tersebut. Sampaikan, kalau uang jajan akan normal kalau anak berjanji untuk berubah.
Ini tidak hanya dalam rangka menghukum kesalahan anak agar dia jera. Tetapi juga sebagai pembelajaran untuk menghemat uang, sehingga anak berhati-hati ketika akan menggunakannya.
4. Jangan Berteriak
Cara tepat memarahi anak yang keempat adalah jangan marah sambil berteriak. Karena itu sama saja Anda mengajarkan anak untuk bersuara keras kepada orang tuanya, kelak ketika Anda sudah lansia.
Selain itu, kemarahan semacam ini, justru membuat anak kehilangan rasa hormat kepada kedua orang tuanya. Bukan tidak mungkin, suatu saat dia akan marah kepada Anda dengan menggunakan gestur kemarahan yang sama.
5. Hindari Hukuman Yang Menyakiti Fisik
Marah boleh sebagai teguran kalau anak telah melakukan perbuatan yang salah. Tetapi mengikutsertakan tangan dalam penghukuman bukan solusi yang bijak.
Bahkan Anda pasti menyesal, jika akibat aniaya tersebut, tubuh anak mengalami luka bahkan cacat. Maka dari itu, pihak Kemendikbud melarang keras tindakan amarah semacam ini.
Menjadi orang tua yang bijak, memang tidak semudah mengedipkan mata. Apalagi, ketika dianugerahkan anak yang sedikit bandel dan suka berbuat ulah. Sekalipun begitu tetap terapkan cara tepat memarahi anak menurut ahli di atas.