Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Orangtua Tak Dianjurkan Selalu Mengulurkan Bantuan untuk Anaknya

Orangtua Tak Dianjurkan Selalu Mengulurkan Bantuan untuk Anaknya
Melihat anak kesulitan, tentu orangtua ingin membantu. Namun ternyata, orangtua tak dianjurkan selalu mengulurkan bantuan untuk anaknya.

Melihat buah hati dalam kondisi sulit, tentu naluri orangtua akan bergejolak. Ingin rasanya membantu mereka agar terlepas dari kesulitan. Namun tahukah Anda, rupanya orangtua tak dianjurkan selalu mengulurkan bantuan untuk anaknya. Kenapa bisa begitu? Karena bisa mempengaruhi kemandirian dan membuat buah hati selalu tergantung.

Memang, membiarkan anak berjuang sendiri menghadapi masalahnya kadang bikin galau. Apalagi kalau anak terlihat sangat kesulitan dan mau menyerah, hati setiap orangtua tentu tak akan tahan. Namun Anda juga harus tahu, ada dampak buruk dari orangtua yang selalu membantu anaknya. Bahkan kadang, tindakan itu ternyata sederhana, tapi jika berlebihan bisa mempengaruhi kepribadiannya.

Dukungan Orangtua Harus Seimbang


Pernyataan agar orangtua tak dianjurkan selalu mengulurkan bantuan untuk anaknya pernah diungkapkan oleh Matthew Wesley. Wesley yang menjadi Direktur Center for Family Wealth di Merill Private Wealth Management ini menyebutkan kalau orangtua seharusnya memberikan dukungan yang seimbang kepada buah hati, tanpa berlebihan.

Menurut Wesley, orangtua haruslah tahu kapan mereka wajib membantu anak dan kapan membiarkan buah hati berjuang. Karena tugas terpenting orangtua adalah mempersiapkan anak supaya bisa berkembang sendiri sebagai sosok yang lebih dewasa. Saat orangtua terlalu membantunya, anak jelas tak bisa hidup mandiri. Apalagi kalau bantuan itu terus-menerus? Dia akan jadi tergantung.

Contohnya, orangtua yang selalu memberikan uang kepada anak dan membelikan apapun yang mereka inginkan, akan membuat anak tak bisa mandiri finansial saat dewasa. Karena anak tak pernah tahu bagaimana cara mencari dan menggunakan uang secara bijaksana sedari kecil.

Sejak Kecil, Anak Dikenalkan Soal Finansial


Kalau menurut Anda anak yang masih kecil tak perlu tahu soal masalah keuangan, maka itu salah besar. Padahal orangtua harus mengajari buah hati mereka soal finansial sedini mungkin. Tak perlu repot menggunakan bahasa keuangan yang menyulitkan, ajari buah hati dengan bahasa sederhana. Misalkan saja, biarkan dia ambil keputusan saat dia ingin mainan dan roti di saat bersamaan.

Alih-alih membeli roti dengan ukuran besar dan harga mahal tapi tidak habis, ajarkan anak untuk membeli roti yang sesuai dengan porsinya lantaran harga lebih terjangkau. Kemudian ketika masih ada uang sisa pembelian roti, anjurkan anak untuk menabung atau membeli mainan yang sesuai dengan uang tersebut. Sehingga anak tahu cara mengatur keuangan sejak dini.

Jangan Biasakan Bantu Kerjaan PR


PR adalah tugas anak ketika dia sudah ada di rumah. Beberapa orangtua ada yang langsung membantu anak menjawab seluruh soal, supaya proses mengerjakan PR segera usai dan anak bisa istirahat. Hal ini justru dianggap tidak bijaksana karena akan membuat anak terus-menerus bergantung pada orangtuanya. Naomi Soetikno selaku psikolog klinis pun angkat bicara.

Menurut Naomi, orangtua haruslah berpikir bahwa PR itu juga memiliki dampak penting pada buah hati. Di mana PR diberikan agar anak belajar untuk mengingat apa yang sudah dijelaskan guru di sekolah, menguji sejauh mana kemampuan akademik buah hati dan akhirnya belajar bertanggung jawab untuk jadi pribadi yang jauh lebih mandiri.

Lihat juga: Cara Efektif Saat Dampingi Anak Kerjakan PR

Saat anak sedari kecil sudah dibantu mengerjakan PR, mereka jelas tak akan mandiri. Karena menurut Naomi, orangtua yang bijaksana akan memberikan tantangan pada buah hati, supaya mereka berusaha terlebih dulu baru kemudian memberikan apresiasi. Agar tahu apakah si kecil mampu memahami pelajaran, orangtua tak dianjurkan selalu menolong untuk anaknya.

Orangtua Harus Bisa Berkata Tidak


Melihat buah hati kecewa hanya karena kita berkata ‘tidak’ untuk keinginannya memang bikin repot. Hal inilah yang akhirnya membuat orangtua memberikan pertolongan dan memenuhi keinginannya. Padahal sebagai orangtua, Anda haruslah belajar untuk berkata ‘tidak’. Tindakan sederhana ini rupanya akan membuat anak jadi paham kalau ada batas-batas tertentu pada keinginannya.

Kendati memang pada awalnya berusaha mengacuhkan anak yang butuh bantuan terasa tidak nyaman, Anda haruslah bertahan. Karena dengan memahami bahwa orangtua tak dianjurkan selalu memberikan bantuan untuk anaknya, artinya Anda ikut serta membentuk kepribadian buah hati jadi lebih baik. Bukankah setiap orangtua ingin anaknya tumbuh dewasa? Untuk itu, bijaksana lah.