Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Strategi Pembelajaran Bermakna dan Menyenangkan Bagi Anak Pada Masa Pandemi COVID 19

 *) Oleh: Kevin William Andri Siahaan

Ahkir-ahkir ini berbagai negara di dunia, tengah dikejutkan dengan wabah suatu penyankit yang beranama Corona atau lebih dikenal dengan istilah COVID-19 (Corona Virus Disease-19). Virus ini awalnya mulai berkembang di Wuhan, China. Wabah virus ini memang penularannya sangat cepat menyebar ke berbagai negara di dunia, sehingga oleh World Health Organization (WHO) menyatakan wabah penyebaran virus Covid-19 sebagai pandemi dunia saat ini. Penyebaran virus ini sangat sulit dikenali, karena virus ini baru dapat dikenali sekitar 14 hari, namun orang yang terpapar dengan virus ini memiliki gejala seperti demam diatas suhu normal manusia atau diatas suhu 38℃, gangguan pernafasan seperti batuk, sesak nafas serta gejala lainnya seperti gangguan tenggorokan, mual, pilek. Apabila gejala tersebut sudah dirasakan, maka perlu adanya karantina mandiri (self quarantine).

Akibat dari pandemi Covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH), kebijakan ini merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi Covid-19 tersebut Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementrian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring).

Strategi Pembelajaran Bermakna dan Menyenangkan Bagi Anak Pada Masa Pandemi COVID 19

Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak. Pembelajaran daring memiliki banyak keunggulan. Oleh karena itu, seharusnya pembelajaran daring tidak sekedar menjadi pengganti dari pembelajaran konvensional (tatap muka), tetapi kelak bisa berjalan beriringan, berkelanjutan, dengan pembelajaran konvensional.

Momentum penanggulangan Covid-19 saat ini adalah yang tepat bagi pemerintah, yayasan, dan berbagai institusi pendidikan meningkatkan kemampuan agar pembelajaran daring bisa berkelanjutan, dan tidak kemudian atau ditiadakan setelah pandemi Covid-19 berahkir. Akibat dari kebijakan diatas, para siswa kemudian berangkat ke sekolah, dan para guru tidak lagi mengajar di sekolah. Lalu muncul kebingungan pembelajaran dari rumah akan seperti apa karena tidak biasa dan tidak ada persiapan untuk itu.

Timbul inisiatif menggunakan WhatsApp (aplikasi komunikasi yang banyak dipakai guru dan orangtua) dan E-mail. Para guru mengirim informasi tugas dan belajar mandiri serta instruksi untuk dilakukan siswa dan sebagian lainnya menggunakan formulis daring untuk input data/tugas, dan sebagian lainnya meminta bukti hasil pekerjaan difoto dan dikirim ke guru melalui WhatsApp Group dan ada juga sebagian lainnya menggunakan video seperti Zoom pada saat pembelajaran berlangsung.

Dampak pandemi Virus Corona kini mulai sudah merambah ke dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara, termasuk Indonesia dengan meniadakan seluruh aktivitas belajar secara konvensional, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif sebagai proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Sesuai data yang diperoleh dari UNESCO, hingga saat ini sudah ada 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak.

Negara Cina sejauh ini memiliki jumlah pelajar yang paling banyak terpengaruh karena virus Covid-19 yaitu sekitar lebih dari 233 juta siswa. Total jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan prasekolah dasar hingga menengah atas kurang lebih 577.305.660. Sedangkan jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan tinggi kurang lebih 86.034.287 orang. Hingga saat ini di Indonesia, beberapa sekolah baik itu SD, SMP, SMA/SMK, dan PTN/PTS mulai menerapkan kebijakan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau kuliah online dengan memanfaatkan aplikasi pembelajaran online yang ada seperti aplikasi Edmodo, Goggle Classroom, Zoom dan sebagainya.

Pelaksanaan intruksi untuk menghapus kegiatan tatap muka di wilayah lain juga masih gagap. Sejumlah siswa dan orangtua murid dianggap langkah belajar melalui daring tidak efesien lantaran tidak anaya fasilitas yang memadai di tiap rumah baik itu seperti HP, Laptop dan Jaringan Internet. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Belum lagi guru yang memeriksa banyak tugas yang diberikan kepada siswa, membuat ruang penyimpanan gadget semakin terbatas. Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan.

Selama pandemi ini berlangsung anak-anak merasakan sendiri dampak yang terjadi selama daring dimana dalam mengoperasionalkan jaringan dengan perangkatnya dan ada juga persoalan tersendiri bagi anak-anak bahwa ternyata tidak semua ibu bisa menjadi pendamping yang baik bagi anak-anaknya. Bahkan cara ibunya mengajar membuat mereka tertekan secara psikologis, dan ada juga anak yang beranggapan dengan pembelajaran daring ini anak akan lebih stres dikarenakan anak-anak mendapat banyak tugas yang harus dikerjakan di rumah.

Karena semua bidang studi memberikan tugas yang butuh dikerjakan lebih dari satu jam, akibatnya tugas makin menumpuk dan anak-anak jadi kelelahan dan tentunya juga kita tahu bahwa setiap anak berbeda-beda dalam memahami suatu materi pembelajaran atau bahkan ada yang bermalas-malasan selama daring ini dan ada juga yang serius saat mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Saya menemukan beberapa persoalan selama daring yaitu:


  1. Sistem daring memudahkan pembelajaran karena tidak terikat akan tempat dan waktu, tetapi perlu persiapan jauh hari semua perangkat dan bahan termasuk kurikulumnya.
  2. Pembelajaran sistem daring yang memerlukan perangkat teknologi gadget menjadi persoalan jika satu keluarga memiliki sejumlah anak yang tersebar di semua jenjang pendidikan, sementara penghasilan keluarga terbatas. Maka itu, tentu sistem daring akan sangat memberatkan.
  3. Kurikulum yang ada secara nasional diterapkan disiapkan untuk sistem pembelajaran konvensional. Dengan diberlakukannya sistem dari secara mendadak, tentu banyak persoalan yang menyertai keberlakuan sistem ini.
  4. Penguasaan teknologi yang belum merata. Ini harus kita akui secara jujur dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Belum semua mereka menguasai aplikasi program yang diperlukan untuk mengembangkan daring.


Dan dari persoalan yang dialami oleh anak, orangtua, bahkan guru. Maka saya menemukan solusinya mengenai pembelajaran jarak jauh (Online Learning) yang menjadi pembelajaran bermakna dan menyenangkan untuk anak (siswa) :


  1. Kemampuan guru memanfaatkan teknologi. Pertama untuk menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi dengan presentasi Zoom hal ini mutlak harus dilakukan mentransfer Knowledge kepada peserta didik secara menarik dan efektif
  2. Pembelajaran terencana dan efektif. Guru dan siswa dapat menetapkan menetapkan tujuan pembelajaram sesuai ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah tepat dan akurat. Disini guru dituntut pula untuk mengatur waktu dengan baik.
  3. Menyatukan persepsi dan konsentrasi anak didik yang serba berjauhan. Ini hanya bisa dilakukan oleh guru yang memiliki visi jelas dalam pembelajaran dan mampu menjalin ikatan batin dengan siswa, dengan melakukan peranannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator.
  4. Penguatan karakter siswa, yaitu menyampaikan pesan untuk menjadi anak tangguh mengingat kondisi masyarakat sedang diuji secara fisik dan mental akibat penyebaran Covid-19 yang berdampak kepada pembelajaran siswa menjadi serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan berkreasi.


Dari pembahasan tentang dampak virus Covid-19 terhadap perkembangan kondisi belajar anak SD yaitu kesuksesan pembelajaran daring selama krisis Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah disini perlu membuat skema dengan menyusun menajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simple untuk memudahkan orangtua dalam mengontrol belajar anak dirumah. Selain itu, pihak orangtua dan sekolah harus melakukan komunikasi yang efektif dalam bekerja sama membangun kedisipinan anak belajar dirumah.Harapannya kedepan semoga virus Covid-19 cepat berlalu dan semoga kita di beri kesehatan.

*) Penulis adalah Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Jurusan Pendidikan Kimia