Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

KPAI: Perilaku Anak SD Sulit Dikontrol Saat PTM Terbatas

KPAI Temukan Perilaku Anak SD Sulit Dikontrol Saat PTM Terbatas

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai, sepatutnya pembukaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas diawali dari jenjang sekolah menengah pertama (SMP) sampai ke perguruan tinggi. Karena, siswa-siswi di jenjang sekolah ini telah divaksin serta perilakunya dapat terkontrol untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) dilakukan dengan baik serta tepat saat berada di sekolah.

"Perguruan tinggi belum dibuka, namun PAUD/TK dan SD malah sudah buka. Padahal anak PAUD/TK dan SD belum mendapatkan vaksin dan perilaku anak TK dan SD sulit dikontrol. Ini sangat berisiko," kata Komisioner KPAI, Retno Listyarti.

Retno menerangkan hal itu, setelah KPAI sering menemukan pelanggaran prokes saat melaksanakan pengawasan langsung pada PTM terbatas ke berbagai sekolah di beberapa wilayah. KPAI bahkan menemukan adanya beberapa guru dan siswa yang tidak memakai masker saat berada di kawasan sekolah.

"Pelanggaran prokes yang terutama adalah 3M, di antara masker yang diletakan di dagu, masker yang digantungkan di leher, tempat cuci tangan yang tidak disertai air mengalir dan sabun, bahkan ada sebagian guru dan siswa tidak bermasker saat berada di lingkungan sekolah," kata Retno.


Ia juga menuturkan, berdasarkan pengamatan langsung pula, terdapat sekolah dasar (SD) yang di tiap depan kelas mempunyai tempat mencuci tangan. Tetapi, pada saat diamati, tidak ada satu pun siswa dan guru yang mencuci tangan ketika tiba di sekolah. Mereka langsung masuk ke dalam sekolah.

"Saat KPAI datang dan duduk di dekat pintu gerbang sekolah, tak ada satu pun peserta didik dan pendidik yang mencuci tangan saat tiba di sekolah”, kata Retno yang SekolahDasar.Net kutip dari Republika (27/09/21).