Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Faktor Penyebab Guru Belum Melakukan Penelitian

Sudah semestinya dunia mengamati dan menulis tidak jauh dari dunia pendidikan, khususnya guru. Tetapi itu tidak sejalan dengan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh Guru. Terlihat jelas masih rendahnya tingkat aktivitas penelitian oleh Guru. Seperti yang diketahui, lazimnya penelitian yang dilakukan guru adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Jenis penelitian ini sudah lama di Barat, tetapi baru dilakukan di Indonesia, itupun tidak belum banyak dilakukan guru.

Penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang bisa dilakukan guru, selain sebagai peneliti guru juga melaksanakan langsung atau yang mempraktekan. PTK adalah merefleksikan permasalahan yang dialami guru, bisa terlihat dari proses pembelajaran atau hasil belajar siswa. Lalu berusaha untuk memperbaiki atau memecahkan permasalahan tersebut. Ada banyak faktor yang menyebab sampai saat ini guru belum melakukan penelitian (PTK). Seperti yang dikutip dari buku Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, berikut adalah faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK dalam proses belajar mengajar;

1. Guru belum memahami profesi guru
Guru harus memahami fungsi dan perannya di sekolahan. Tidak hanya sebagai pentransfer ilmu tetapi guru juga adalah sebagai teladan. Tidak hanya menuntut kreativitas anak, guru juga perlu mengasah kreativitasnya dengan mengadakan penelitian.

2. Guru malas membaca
Saat ini terlihat banyak guru yang malas membaca. Dengan membaca akan menambah wawasan guru. Dengan alasan kesibukan mengajar atau diluar kegiatan lain sehingga tidak ada upaya untuk meluang waktu untuk membaca. Jarang dilihat guru yang datang ke perpustakaan untuk membaca. Dengan rajin membaca wawasan guru bertambah luas.

3. Guru malas menulis
Jika guru malas menulis, sudah dipastikan guru juga malas menulis. Karena membaca dan menulis sama seperti sisi mata uang. Dengan membaca akan ada ide untuk ditulis. Menulis adalah proses, untuk bisa mahir harus dilakukan berulang-ulang. Ketika guru mampu mengatasi permasalahan dalam mengajar tetapi guru tidak menuliskan hanya akan untuk dirinya-sendiri tidak bisa memberi manfaat untuk teman sejawat.


4. Guru kurang sensitif terhadap waktu
Bagi guru yang kurang memanfaatkan waktu dengan baik maka ia tidak akan mendapatkan prestasi dalam hidupnya. Guru harus sensitif terhadap waktu, dan berani meluangkan waktunya untuk mengadakan penelitian.

5. Guru terjebak dalam rutinitas kerja
Kesibukan kerja setiap hari menjadi rutinitas yang tiada henti. Rutinitas yang dilakukan guru malah bisa membuat guru menjadi pasif, hari-harinya diisi dengan mengajar saja. Guru harus mampu mengatur waktu dengan baik. Guru harus bisa keluar dari rutinitas kerja yang sudah membosankan.

6. Guru kurang kreatif dan inovatif
Guru yang sudah merasa berpengalaman membuat guru menjadi kurang kreatif. Dia merasa cukup, tidak ada upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Bahkan untuk membuat program semester atau rencana pelaksanaan pembelajaran hanya sekedar copy paste. Untuk menjadi kreatif perlu kemauan yang kuat dan inovasi yang terus menerus.

7. Guru malas meneliti
Masih banyak guru yang beranggapan kalau meneliti itu hanya untuk yang ingin naik tingkat saja, atau beranggapan meneliti itu ibarat mengerjakan skripsi yang dirasa sulit. Penelitian diselenggarakan untuk memperbaiki hal-hal yang telah dilakukan agar menjadi lebih baik. Guru yang terbiasa meneliti akan segera memperbaiki kinerjanya. Sebenarnya meneliti itu tidak sulit, rasa sulit itu hanya berasal dari guru.

8. Guru kurang memahami PTK
Kenyataannya yang ada adalah banyak guru yang kurang memahami PTK. Walau sebenarnya banyak referensi tentang jenis penelitian ini. Kemauan untuk memahami PTK juga harus muncul dari guru, tidak hanya menunggu bimbingan dari penyelenggara pendidikan.