Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cara Pendekatan Ini Bisa Bunda Coba Untuk Ngobrol Topik Sensitif dengan Anak

Cara Pendekatan Ini Bisa Bunda Coba Untuk Ngobrol Topik Sensitif dengan Anak
Bagaimana jika anak mulai memiliki pertanyaan sensitif? Maka cara pendekatan ini bisa Bunda coba untuk ngobrol topik sensitif dengan anak.

Mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Apalagi ketika buah hati sudah semakin bertambah usia, akan ada banyak hal yang dia tanyakan termasuk yang sensitif. Tak perlu bingung, cara pendekatan ini bisa Bunda coba untuk ngobrol topik sensitif dengan anak. Tunggu, kenapa harus ada cara pendekatan khusus? Karena topik sensitif harus dijelaskan dengan tepat.

Topik-Topik Sensitif yang Bisa Dikenalkan Sejak Kecil


Berapapun usia yang Anda pilih untuk menikah, tentu akan clueless ketika buah hati mulai mempertanyakan hal-hal sensitif. Ingin menjelaskan tapi tabu, tidak dijelaskan nanti dia malah salah kaprah. Supaya hubungan orangtua-anak tak canggung saat menyentuh hal-hal sensitif, berikut ini beberapa topik sensitif yang seharusnya sudah dikenalkan sejak kecil kepada buah hati:

  1. Seksualitas: Sebagai negara yang dipengaruhi budaya ketimuran, seksualitas adalah topik yang cukup tabu dan orangtua enggan membahasnya. Padahal kasus kekerasan seksual terhadap anak kecil sangatlah tinggi. Untuk itu orangtua harus mulai menjelaskan mengenai perbedaan jenis kelamin hingga hak atas tubuh supaya bisa lebih menjaga dirinya sendiri
  2. Keuangan: Harga diri biasanya membuat orangtua enggan membicarakan topik ini. Padahal Anda bisa mulai mengajarkan buah hati untuk bijak mengelola keuangan sejak dini, seperti rajin menabung dan tidak boros
  3. Ras dan Agama: Lantaran Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang berbeda ras dan agama, topik ini harus dipahami anak sejak dini. Kenalkan mereka terhadap toleransi saat ada teman yang merayakan agama berbeda dengan dirinya. Termasuk perbedaan bahasa dan adat budaya
  4. Sopan Santun: Anak kecil adalah peniru ulung. Untuk itu Anda wajib mengajarkan sopan santun pada mereka. Hal-hal seperti mencium tangan kepada yang lebih tua, menerapkan kata tolong, maaf dan terima kasih haruslah dikenali anak sejak dini
  5. Teknologi: Zaman tentu makin canggih sehingga anak haruslah diajari mengenai perkembangan teknologi. Kenalkan padanya soal internet supaya dia tidak ketinggalan informasi. Namun orangtua haruslah bijaksana seperti menerapkan waktu penggunaan gawai hingga pembatasan situs sesuai usia.

Tentunya jika sudah cukup memahami topik-topik apa saja, maka orangtua tinggal memahami cara pendekatan terbaik untuk ngobrol topik sensitif dengan anak. Karena bagaimanapun juga, anak akan makin dewasa dan makin ingin tahu.

Cara Ngobrol Topik Sensitif dengan Anak


Menjelaskan topik sensitif kepada anak secara sembrono dan sepintas lalu jelas tidak tepat. Begitu pula dengan terus-menerus menghindar sampai anak lupa, karena mereka bisa mencari tahu dari tempat lain. Agar tidak bingung, cara pendekatan ini bisa Bunda coba untuk ngobrol topik sensitif dengan anak:

  1. Saat anak masuk usia 7-12 tahun, mereka akan mengalami perubahan fisik, emosi dan pikiran. Jenjang remaja ini justru merupakan waktu yang tepat saat mulai mengenalkan topik sensitif seperti seksualitas, teknologi hingga narkoba. Mulai ajak mereka bicara dan pastikan buah hati benar-benar menyimak
  2. Orangtua haruslah tahu seberapa jauh buah hati mengenali topik-topik sensitif. Bagaimana caranya? Coba sodorkan pertanyaan seperti ‘Apa kamu tahu kalau tetangga kita dari luar Jawa dan berbeda agama? Bagaimana pendapatmu?’ Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apa yang ada dalam pikirannya dan membangun komunikasi yang hangat
  3. Jika Anda sudah cukup tahu dengan pemikiran mereka soal topik sensitif, tentu tak boleh diam saja bahkan menghindar. Coba arahkan rasa ingin tahu mereka ke hal positif dengan tetap berhati-hati. Orangtua tak boleh bersikap terlalu tegas dan menyalahkan rasa ingin tahunya, karena itu tidak tepat
  4. Sebagai orangtua, Anda tentu haruslah tetap mendominasi diskusi soal topik sensitif. Contohnya saat anak ingin tahu mengenai kekerasan seksual. Berikan gambaran besar bahwa perilaku itu berbahaya dan tidak boleh terjadi. Jelaskan secara logis menurut pandangan Anda agar anak tahu. Terakhir, berikan kesimpulan positif agar mereka bisa merasa dihargai dan nyaman

Tentunya dengan cara pendekatan ini, Bunda bisa ngobrol topik sensitif dengan anak secara lebih tepat. Kesimpulan positif yang diterima buah hati akan membuat mereka akhirnya jauh lebih paham dan peka terhadap lingkungan. Anak yang memahami hal-hal sensitif dengan benar, bakal tumbuh lebih dewasa dan mampu menghindari perilaku negatif.