Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Gawai dan Media Sosial Bisa Memicu Terganggunya Hormon Pertumbuhan

Gawai dan Media Sosial Bisa Memicu Terganggunya Hormon Pertumbuhan
Mungkin tidak banyak orangtua tahu, bahwa gawai dan media sosial bisa memicu terganggunya hormon pertumbuhan. Apa benar? Simak ulasannya!

Perkembangan zaman yang semakin canggih membuat anak-anak sudah terbiasa dengan internet serta gawai atau gadget. Umum melihat anak masa kini memegang smartphone atau laptop untuk main game online serta sibuk bermedia sosial. Namun tahukah Anda, kalau ternyata gawai dan media sosial bisa memicu terganggunya hormon pertumbuhan.

Seperti namanya, hormon pertumbuhan ini sangat dibutuhkan oleh anak-anak karena memastikan mereka tumbuh berkembang normal sesuai dengan umurnya. Sekadar informasi, hormon pertumbuhan diproduksi secara alami oleh kelenjar pituitari atau hipofisis yang ada di otak. Kadar hormon pertumbuhan bakal mencapai titik tertinggi saat usia pubertas.

Fungsi Hormon Pertumbuhan pada Anak


Sebelum mencapai puncak di fase pubertas, hormon pertumbuhan sudah meningkat sejak masa anak-anak. Nantinya hormon ini akan stabil di usia dewasa dan menurun ketika manusia bertambah tua. Selain berfungsi besar pada tumbuh kembang anak-anak, berikut ini fungsi lainnya dari hormon pertumbuhan:


  1. Mengatur metabolisme karbohidrat sekaligus lemak di dalam tubuh
  2. Membantu menjaga kesehatan otot, tulang, kelenturan pembuluh darah serta keseimbangan cairan pada tubuh
  3. Ikut berperan menjaga aliran darah lancar sehingga fungsi jantung dan otak bisa maksimal
  4. Turut menguatkan sistem kekebalan tubuh


Dengan fungsinya yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama anak-anak, tentu produksi hormon pertumbuhan harus dijaga tetap stabil dan optimal. Namun gaya hidup modern di mana orangtua memberikan gawai pada buah hati supaya tidak menangis, justru bisa mengganggu hormon pertumbuhan mereka.

Bahaya Gangguan Hormon Pertumbuhan


Sebelum lanjut membahas fakta jika gawai dan media sosial bisa memicu terganggunya hormon pertumbuhan, Anda harus tahu apa yang terjadi pada anak ketika produksi hormon pertumbuhan mereka bermasalah. Jika kadar hormon ini terlalu tinggi, bisa menyebabkan kondisi gigantisme sehingga tulang dan tubuh anak tumbuh terlalu besar daripada usianya.

Lihat juga: Cara Membantu Pembentukan Tulang Sehat dan Kuat Pada Anak

Namun jika kadarnya kurang, sudah pasti akan menghambat proses pertumbuhan yang membuat masa pubertas tertunda. Bahkan bukan tak mungkin, perkembangan organ seksual bisa terhambat hingga tinggi badan anak di bawah rata-rata usia. Tentunya jika sudah begini, orangtua pasti cemas karena buah hati tidak tumbuh sesuai harapan.

Dalam kondisi ini, dokter biasanya menyarankan orangtua untuk menggunakan hormon pertumbuhan sintetis. Hanya saja, pemberian hormon sintetis ini harus menyesuaikan diagnosa anak seperti mengalami kelainan genetik sampai mengalami penyakit ginjal parah.

Dampak Gawai dan Media Sosial pada Hormon Pertumbuhan Buah Hati


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perkembangan teknologi membuat anak-anak sangat terbiasa menggunakan gawai. Apalagi jika orangtua sibuk dan merasa anak merengek itu mengganggu, biasanya mereka memilih untuk memberikan smartphone dan membiarkan buah hati supaya rajukannya teralihkan.

Anak yang sedari kecil sudah terbiasa menggunakan gawai, bisa tenggelam dalam waktu berjam-jam untuk sekedar main game online hingga sibuk di media sosial. Kondisi ini jelas tidak baik karena memang gawai dan media sosial bisa memicu terganggunya hormon pertumbuhan. Hal ini secara gamblang diungkapkan oleh Aman B. Pulungan.

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sekaligus ahli di bidang endokrinologi anak ini menganjurkan agar orangtua lebih waspada soal penggunaan gawai pada anak. Tak hanya mengganggu secara mental, kecanduan media sosial lantaran penggunaan gawai juga membuat produksi hormon pertumbuhan terganggu.

Kenapa bisa begitu? Karena anak cenderung menggunakan gawai dan sibuk di media sosial saat malam hari. Padahal hormon pertumbuhan lebih banyak dihasilkan kelenjar pituitari saat malam di waktu anak-anak sedang tidur, dibandingkan siang. Secara normal, hormon melatonin yang memicu rasa kantuk akan mencapai kadar tinggi di atas pukul delapan malam.

Namun menurut Aman, saat anak sibuk dengan gawai dan main media sosial, melatonin akan langsung turun. Bahkan kadar hormon ini juga bisa berkurang akibat sinar biru dari gawai yang membuat anak sulit tidur. Nah, ketika anak sulit tidur inilah, produksi hormon pertumbuhan terganggu dan jika dibiarkan, sangat buruk untuk tumbuh kembangnya.

Nah, bagaimana? Sudah cukup paham kan kenapa gawai dan media sosial bisa memicu terganggunya hormon pertumbuhan? Untuk itulah sebagai orangtua, Anda harus cukup bijaksana dalam penggunaan gawai demi masa depan buah hati pula.