Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mengenal Conduct Disorder, Kelainan Mental yang Bikin Anak Suka Kekerasan

Dalam mengasuh buah hati, orangtua wajib mengenal Conduct Disorder, kelainan mental yang bikin anak suka kekerasan supaya makin waspada.

Pada akhir Februari 2020 kemarin, publik sempat dikejutkan dengan aksi NF, gadis remaja berusia 15 tahun yang tega membunuh bocah berusia 6 tahun. Dalam dunia psikologis, perilaku NF ini bisa masuk kategori Conduct Disorder. Supaya tidak dialami buah hati, orangtua wajib mengenal Conduct Disorder, kelainan mental yang bikin anak suka kekerasan.

Aksi kriminal NF itu memang bikin geger karena di usianya yang cukup belia, dirinya berani melakukan pembunuhan dan tampak tidak merasa berdosa. Banyak orang menuding NF sebagai psikopat, tetapi menurut mantan artis cilik yang kini sudah berprofesi sebagai psikolog klinis yakni Melissa Grace, tindakan NF ini masuk dalam kategori conduct disorder.

Apa sih Conduct Disorder itu?


Conduct Disorder sendiri merupakan gangguan emosional serta perilaku, yang mana lebih sering terjadi pada usia kanak-kanak hingga remaja. Seperti dilansir Healthline, anak yang mengidap conduct disorder akan sulit mengikuti aturan dan bersikap seperti yang diharapkan lingkungannya. Kondisi ini lebih cocok terjadi pada anak-anak di bawah usia 18 tahun.

“Jika perilaku seperti merusak, melukai dan mencuri ini terjadi dalam waktu satu tahun, maka memang terindikasi sebagai conduct disorder. Kalau kondisi ini diabaikan hingga dewasa, diagnosanya bisa berubah jadi gangguan kepribadian sosial yang dikenal sebagai sociopath atau psychopath,” papar Melissa seperti dilansir Suara.

Lihat juga: Cara Mendidik Anak Laki-laki Agar Memperlakukan Perempuan dengan Baik

Dari penjelasan itu bisa disimpulkan bahwa conduct disorder adalah kelainan mental yang bikin anak suka kekerasan. Sehingga pelaku akan bersikap agresif, destruftif hingga penuh tipuan yang menyebabkan hak orang lain dilanggar. Lantaran banyak orangtua yang belum paham, gangguan mental ini lebih sering disebut sebagai perilaku nakal saja.

Ciri-Ciri Anak Mengalami Conduct Disorder


Lantaran bisa berperilaku bengis tanpa diduga, anak-anak yang terindikasi conduct disorder haruslah memperoleh penanganan secepatnya. Menurut buku The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder: Fifth Edition dan American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, berikut ini adalah beberapa ciri anak yang mengalami conduct disorder:


  • Anak kurang memiliki rasa empati dan tidak peduli dengan kondisi orang lain
  • Anak sangat sulit hingga jarang memperlihatkan rasa kasih sayang. Sehingga mereka akan menjadi pribadi yang acuh
  • Cenderung kejam terhadap binatang dan orang lain karena memang tak mempunyai rasa kasihan pada obyek yang disakiti
  • Gemar memulai pertengkaran dan suka merusak sesuatu dengan sengaja
  • Sering berbohong, mencuri, memperdaya hingga menipu orang lain
  • Anak jadi suka mengancam, menekan dan mengintimidasi teman-temannya atau orang lain

Untuk mengetahui apakah buah hati bisa mengalami conduct disorder atau tidak, biasanya baru terlihat jelas saat menginjak usia remaja. Hal ini sesuai dengan data National Center of Biotechnology Information, bahwa 1-4% anak dengan rentang usia 9-17 tahun mengalami kondisi conduct disorder.

Penyebab dan Cara Mengatasi Conduct Disorder pada Anak


Hingga sejauh ini, penyebab conduct disorder atau kelainan mental yang bikin anak suka kekerasan belum bisa dijelaskan secara pasti. Hanya saja ada beberapa kombinasi dan faktor yang bisa memicu seorang anak mengalami gangguan mental ini. Apa saja? Berikut ulasannya:

  1. Fungsi otak tidak normal, terutama di area prefrontal cortex yang bertugas mengatur penilaian sekaligus sistem limbik yang bertanggung jawab terhadap respon emosional
  2. Dari sebuah penelitian disimpulkan bahwa 50% perilaku anti-sosial menurun. Sehingga secara genetik bisa membuat anak mengalami conduct disorder lantaran orangtua mereka
  3. Adanya masalah sosial yang didera keluarga seperti kemiskinan, problematika dalam keluarga, pola asuh yang tidak tepat, kurangnya pengawasan orangtua hingga lingkungan tidak mendukung
  4. Anak mengalami masalah kognitif seperti IQ dan kemampuan verbal yang rendah serta gangguan fungsi eksekutif otak
  5. Orangtua bermasalah seperti mengalami gangguan jiwa atau berpisah hingga menolak kehadirannya. Hal ini membuat anak jadi kekurangan kasih sayang
  6. Anak mengalami kekerasan sejak kecil

Setelah mengenal conduct disorder, kelainan mental yang bikin anak suka kekerasan dan dampaknya, anak memang harus memperoleh penanganan secepatnya. Ajak anak ke psikiater/psikolog supaya memperoleh psikoterapi, agar buah hati bisa mengendalikan masalah dan sifat impulsifnya. Keluarga pun juga harus memberikan dukungan sepenuh hati.