Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Walau Hanya di Internet, Begini Dampak Cyberbullying Pada Anak

Tidak bisa diremehkan walau hanya di internet, begini dampak cyberbullying pada anak yang bisa membuat mereka minder dan rendah diri

Cyberbullying alias perundungan dunia maya adalah sebuah aksi perundungan yang terjadi lewat teknologi digital seperti pada aplikasi game, chatting ponsel hingga platform media sosial. Walau hanya di internet, begini dampak cyberbullying pada anak jelas tak bisa diremehkan. Bahkan jika dibiarkan dan anak tak mendapat dukungan, bisa berdampak buruk sampai kehilangan nyawa.

Dengan perkembangan zaman yang makin canggih, saat ini anak-anak hingga kelompok beranjak dewasa tentu sangat mengenal Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube. Platform yang awalnya berbagi informasi, bisa berubah jadi mimpi buruk saat mereka menjadi korban cyberbullying.  Beberapa bentuk cyberbullying yang bisa dialami anak adalah:

  • Ada berita bohong, foto hingga unggahan memalukan yang sengaja disebarkan di media sosial
  • Menerima pesan bernada ancaman dan menyakitkan lewat chatting, atau menuliskan komentar kebencian (hate speech) di kolom komentar media sosial
  • Pelaku meniru atau mengatasnamakan korban dengan menggunakan akun palsu, atau meretas akun media sosial milik orang lain dan menggunakannya untuk hal tidak bertanggung jawab

Lantaran dilakukan dengan perantara teknologi internet, cyberbullying jelas akan meninggalkan jejak digital yang justru membuat korban begitu malu dan sangat minder. Bahkan walau hanya di internet, begini dampak cyberbullying pada anak:

1. Anak Jadi Penyendiri


Psikolog Katarina Ira Puspita dari Kasandra & Associates Psychological Practice menyebutkan, bahwa cyberbullying bisa lebih berbahaya dibandingkan perundungan fisik. Dampak pertama yang bisa diamati orangtua dari kondisi ini adalah buah hati jadi sosok penyendiri. Mereka yang biasanya ceria jadi menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga.

2. Anak Lebih Suka Murung dan Sedih


Jika perundungan fisik bisa terlihat langsung dampaknya, tidak dengan cyberbullying. Perilaku ini bahkan bisa terjadi tanpa sepengetahuan orangtua dan selama 24 jam. Akhirnya korban menjadi lebih banyak murung dan sedih, lantaran merasa dirinya selalu jadi obyek olok-olok. Perasaan tak berguna pun sering dialami anak ketika banyak komentar pedas di media sosialnya.

3. Anak Tidak Mau Kembali ke Lingkungan Sosial


Dengan dampak terus-menerus yang membuat emosinya selalu negatif, anak pun akan kehilangan rasa percaya diri lantaran perundungan dunia maya ini. Apalagi kalau pelaku cyberbullying adalah temannya di sekolah, bukan tak mungkin jika anak bakal enggan kembali ke sekolah atau berkegiatan sosial. Anak akan jadi pribadi yang mudah marah, frustasi dan selalu cemas.

4. Prestasi Anak Menurun


Dengan pikiran yang selalu dipenuhi emosi negatif, anak akan sulit konsentrasi. Apalagi kalau komentar negatif dan bernada ancaman ini diperoleh sepanjang malam, anak akan susah tidur dan susah nafsu makan. Prestasi yang menurun justru membuat mereka makin bersalah dan makin tak berguna. Jika dibiarkan, sekolah dan masa depan anak bisa berantakan karena tertekan.

5. Kondisi Kesehatan Anak Bermasalah


Menurut data dari Cyberbullying Research Center, sekitar 20% dari remaja berumur 11-18 tahun terkait dan jadi korban perundungan di internet. Saat ini terjadi, mereka akan kehilangan minat pada apapun mulai dari hobi, teman hingga makanan favorit. Tentunya ketika nafsu makan menurun, anak akan lebih mudah terkena penyakit.

Lihat juga: 8 Cara Mengajarkan Anak Membela Diri saat Menghadapi Bullying

Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang membutuhkan sistem kekebalan tubuh kuat, anak yang tidak nafsu kondisi kesehatannya bakal bermasalah. Kondisi ini juga dipicu dari depresi, rasa malu dan emosi sedih berkepanjangan akibat dari aksi cyberbullying yang mereka terima. Untuk itulah sebagai orangtua, memahami dampak cyberbullying pada anak adalah wajib.

6. Berujung ke Kematian


Dampak cyberbullying pada anak yang terakhir dan bisa dibilang paling mengerikan adalah berujung pada kematian. Menurut Retno Listyarti selaku Komisioner KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Bidang Pendidikan, beberapa kasus cyberbullying bisa memicu korban untuk bunuh diri. Contohnya di tahun 2017 yang dialami anak perempuan di Bangkiang, Riau.

Lantaran dirasa sangat berat pada anak, sudah pasti perilaku cyberbullying tidak bisa dibenarkan dan orangtua haruslah peka. Karena walau hanya di internet, dampak cyberbullying pada anak justru bisa merusak masa depannya. Untuk itulah setiap orangtua haruslah mengawasi penggunaan gawai, internet dan media sosial pada buah hati sambil terus memberikan anjuran yang positif dan bijak.