Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Gejala Gangguan Perilaku Antisosial pada Anak

Gejala Gangguan Perilaku Antisosial pada Anak
Saat ini, anak-anak yang mengalami antisosial makin besar. Sebagai orangtua, tentu harus tahu gejala gangguan perilaku antisosial pada anak berikut ini.

Anak adalah sosok yang istimewa bagi setiap orangtua. Melihat mereka bisa tumbuh dan berkembang sejalan dengan usia, tentu adalah kebanggaan. Namun ada kalanya, anak malah memperlihatkan perilaku yang mungkin tidak bersahabat. Jangan diremehkan, karena bisa saja itu merupakan gejala gangguan perilaku antisosial pada anak.

Memahami Kepribadian Antisosial


Masyarakat masa kini kerap menyebut antisosial sebagai psikopat atau sosiopat. Tidak keliru karena menurut Oxford Psychology, antisosial adalah perilaku yang merugikan orang lain. Mereka dengan gangguan kepribadian ini akan bertingkah tidak sesuai dengan norma yang ada sehingga berpotensi membahayakan diri sendiri serta orang lain.

Dalam lingkup anak-anak, Schaefer dan Millman (1981) menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik anak antisosial yakni:

  • The Passive Resistant Type: Pendiam, menghindari perintah secara pasif atau mengikuti perintah setengah hati
  • The Openly Defiant Type: Langsung menolak perintah secara verbal
  • The Spiteful Type of Noncompliance: Melakukan hal sebaliknya dari yang diperintahkan

5 Gejala Gangguan Perilaku Antisosial pada Anak


Lantaran merupakan kelainan mental, anak yang mengalami antisosial bakal sangat acuh terhadap orang lain. Memang, apa yang menyebabkan anak jadi antisosial? Fortin (2003: 682) menjelaskan bahwa beberapa faktor pemicu antisosial pada anak ada beragam mulai dari faktor pribadi, faktor keluarga, faktor sekolah hingga faktor sosial.

Melalui penelitian yang dilakukan Rodkin dkk. (2000 : 22), murid laki-laki di jenjang SD lebih terlihat antisosial. Mereka cenderung sok kuasa dan memandang remeh murid perempuan. Supaya lebih paham, berikut beberapa gejala gangguan perilaku antisosial pada anak yang wajib diketahui:

1. Terlihat Sembrono


Tidak banyak orangtua atau guru yang sadar bahwa anak kelas 3 SD yang terlihat antisosial, sebetulnya sudah memperlihatkan gejala ketika masih balita berumur 3-4 tahun. Seperti yang dijelaskan di atas, faktor keluarga dan lingkungan termasuk pemicu antisosial. Karena faktor itulah, anak bersikap sembrono sebagai tindakan pertahanan diri, supaya tidak merasa sakit.

2. Salah Tak Menyesal


Tidak memiliki empati dan hati nurani merupakan gejala antisosial yang begitu mudah dilihat. Karena itulah anak-anak antisosial tumbuh jadi pribadi yang tidak berperasaan dan tidak menyesal, sekalipun sudah menyakiti orang lain. Sikap mereka yang sinis dan tidak sopan membuat anak antisosial sering mengabaikan hak orang lain karena mereka tidak peduli.

3. Agresif dan Mudah Marah


Dibandingkan teman-teman sebaya, anak antisosial tampak tidak berperasaan. Kalaupun memperlihatkan emosi, mereka mudah sekali marah, melakukan aksi kekerasan, memusuhi rekannya hingga bersikap curang. Mereka bahkan tidak sadar kalau melakukan aksi kekerasan kepada temannya, sehingga membuat anak antisosial sulit memiliki teman.

4. Sering Melanggar Aturan


Anak suka melanggar aturan sekolah seperti membolos, merusak barang di sekolah hingga mencuri barang teman? Maka itu adalah gejala perilaku antisosial pada anak. Kondisi ini jelas butuh pengobatan dari dokter kejiwaan karena jika dibiarkan, anak berpotensi jadi prilaku kriminal di masa depan.

5. Bersikap Impulsif


Labil adalah salah satu gejala perilaku antisosial pada anak yang cukup menonjol. Mereka bahkan bersikap impulsif sehingga tampak seperti anak yang begitu percaya diri karena sangat mengacuhkan kecemasan atau pendapat orang lain. Padahal jauh di dalam hatinya, anak antisosial adalah sosok yang begitu rendah diri.

Tentu bagi orangtua dan guru, mulai memahami kepribadian anak adalah hal penting. Karena bagaimanapun juga, ketika anak memperlihatkan gejala antisosial, diperlukan pengobatan dan perawatan yang tepat. Ingat, anak antisosial tetap butuh pendampingan dan kasih sayang supaya kepribadian mereka bisa tumbuh lebih baik saat dewasa nanti.