Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tips Memulihkan Anak yang Jadi Korban Body Shaming

Tips Memulihkan Anak yang Jadi Korban Body Shaming
Anak yang mengalami body shaming jelas akan rendah diri. Orangtua tentu harus memahami tips memulihkan anak yang menjadi korban body shaming.

Ketika anak tumbuh makin besar, mereka harus menghadapi berbagai masalah dalam pergaulan. Akan ada teman yang menyukai, tapi ada pula yang suka mencibir dan parahnya, melakukan body shaming. Tentu anak akan begitu rendah diri jika mengalami body shaming sehingga orangtua harus tahu cara memulihkan anak yang jadi korban body shaming.

Sekadar informasi, perkara body shaming ini jelas tak bisa diremehkan. Dalam studi yang dimuat di Journal of Behavioral Medicine pada tahun 2015 silam, korban body shaming cenderung menarik diri dari keramaian. Bahkan mereka juga mengalami perubahan sikap seperti gampang tersinggung, jadi diam, malas makan dan yang buruk, depresi.

Tentunya sebagai orangtua, Anda jelas tak mau buah hati tercinta menjadi korban body shaming. Namun kalaupun mereka merupakan korban, ada beberapa perilaku yang bisa dilakukan orangtua. Seperti apa? Berikut tips pulihkan anak yang jadi korban body shaming yang bisa diterapkan:

1. Hati-Hati dalam Berkata


Dalam sebuah studi yang dilakukan Common Sense Media, anak-anak usia 5-8 tahun cenderung tidak puas dengan tubuh mereka. Untuk itulah agar tidak semakin melukai hati korban body shaming, orangtua harus sangat berhati-hati dalam berucap. Kendati mungkin tujuannya bercanda, penghinaan fisik akan meningkatkan rasa insecure dan membuat mereka makin minder.

2. Jangan Terlalu Fokus Penampilan


Menurut Saskhya Aulia Prima selaku psikolog anak dan remaja dari Tiga Generasi seperti dilansir Tempo, anak-anak yang memasuki masa pra-remaja (11-13 tahun) dan remaja (13-17 tahun) cenderung suka diperhatikan. Mereka ingin tampil dengan fisik sempurna. Namun jika penampilan fisik tidak sesuai harapan, bisa saja menjadi korban body shaming dan membuat anak malu.

Untuk mengatasi kondisi ini dan memulihkan mental korban body shaming, cobalah untuk tidak terlalu fokus pada penampilannya. Orangtua harus mulai memuji hal-hal lain yang lebih penting seperti kejujuran, perasaan yang lembut, rasa kepedulian diri dan empati yang tinggi. Melalui cara ini, mindset anak bakal berubah dan lebih fokus pada sifat-sifat terpuji di dirinya,

3. Terapkan Hidup Sehat


Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Tentunya pepatah ini sangat penting bagi orangtua, dalam memulihkan anak yang jadi korban body shaming. Karena itulah, coba terapkan hidup sehat seperti rutin berolahraga ringan dan makan-makanan bergizi. Dengan pilihan bahan baku yang sangat sehat, fisik anak tentu akan jadi lebih baik dan tidak akan diejek.

4. Usahakan Beri Pujian


Dalam penjelasannya, Saskhya menambahkan bahwa body shaming bisa mempengaruhi perilakunya di lingkungan sosial. Agar mereka tidak makin rendah diri, orangtua haruslah bersikap dewasa dan selalu memberi pujian. Bukan hanya sekedar memuji parasnya saja, orangtua harus mulai memuji bakat, prestasi dan keunikan anak agar rasa percaya dirinya bisa meningkat.

5. Ajari Pentingnya Menerima


Nah, hal terakhir sekaligus yang paling penting dalam memulihkan anak korban body shaming adalah dengan mengajarkan betapa penting menerima. Berikan penjelasan bahwa setiap orang mempunyai cerita, sehingga bukan tak mungkin kalau akan ada pribadi yang berbeda. Melalui pemahaman itu, anak akan sadar bahwa mempunyai fisik yang berbeda tidaklah buruk.

Bagaimana? Sebetulnya tidak terlalu sulit bukan dalam memulihkan anak yang mengalami body shaming? Tentunya dibutuhkan peran aktif orangtua untuk selalu peka pada kondisi buah hati. Dengan begitu Anda bisa langsung tahu kalau anak baru saja mengalami perundungan verbal dan memberikan solusi terbaik supaya mereka percaya diri lagi.