Supaya Anak Belajar Mengakui Kesalahan dan Memperbaikinya, Simak Tipsnya
Belajar mengakui kesalahan bisa ditanamkan kepada anak sejak masih usia dini, baik untuk kesalahan yang anak sengaja atau tidak. Sebagai orangtua sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan mendidik anak agar berani mengakui kesalahan lantas mau memperbaikinya. Sikap seperti ini akan menjadi bekal ketika ia tumbuh dewasa.
Belajar Mengakui Kesalahan Butuh Keberanian
Untuk sebagian orang akan malu untuk mengakui kesalahannya, bahkan cenderung untuk menutupinya. Nantinya jika orangtua biarkan, membuat anak semakin acuh terhadap kesalahannya dan akan mengulanginya kembali.
Kita orangtua harus mengajarkan anak sejak masih kecil untuk mengetahui kesalahannya, sehingga bisa memperbaiki di kemudian hari. Orangtua bisa membiasakan anak dari kecil memiliki sikap seperti berikut ini agar bisa mengakui kesalahan dan memperbaikinya.
• Sikap Jujur
Jujur menjadi salah satu sikap yang harus anda ajarkan sejak kecil. Dengan jujur, maka anak bisa mengerti kesesuaian antara hati, perbuatan, dan perkataan. Sebab dengan sikap jujur ini, anak akan berlaku apa adanya dan tidak akan menutupi yang tidak benar atau berbohong.
Anak yang masih kecil memiliki pemikiran yang masih polos. Untuk itu, anda bisa mengisinya dengan sikap jujur. Dengan demikian, anak bisa memahami jika melakukan kesalahan dan berani untuk mengakuinya.
• Ajarkan Memperbaiki Kesalahan
Sebelum memperbaiki kesalahan, sebaiknya anda memberikan informasi kepada anak mengenai bagian kesalahan yang ia perbuat. Misalnya anak membuang kulit pisang sembarang yang berakibat seseorang jatuh.
Nah, anda bisa menyimpulkan kepada anaknya jika telah melakukan kesalahan dengan membuang sampah tidak pada tempatnya dan mengajak anak untuk meminta maaf kepada orang jatuh tersebut.
Segera ajak anak untuk meminta maaf dan membuang kulit pisang tadi, jangan menghakimi anak tanpa memberikan solusinya. Dengan ini anak bisa anda ajarkan untuk mengerti jika ia melakukan kesalahan, meminta maaf, serta membuang sampah di tempatnya sebagai perbaikan dari kesalahannya.
• Berikan Rasa Aman
Orangtua jika anak masih enggan untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya, maka orangtua jangan langsung memarahinya. Jangan pernah memaksa anak dan menyudutkan anak dengan kesalahan yang anak buat.
Hal ini cenderung memberikan rasa tidak aman bagi anak. Untuk itu, orangtua bisa memberikan rasa aman dan dukungan kepada anak jika mengakui kesalahannya tidak akan merugikan dirinya. Barulah jika anak sudah merasa aman dan yakin, maka dukung dan bantu anak untuk belajar mengakui kesalahannya.
• Sikap Berani
Mengaku kesalahan merupakan salah satu sikap yang membutuhkan rasa berani dan percaya diri. Oleh karena itu, jika anak masih merasa belum berani, maka sebaiknya anda temani anak untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Maka dari itu, kita sebagai orangtua juga harus memberikan contoh untuk mengakui kesalahan di depan anak agar anak mengerti jika bersalah harus belajar mengakui kesalahan dengan meminta maaf dan berusaha untuk memperbaikinya. Hal ini karena anak merupakan peniru ulung sehingga kepandaian anak dalam meniru bisa orangtua manfaatkan.