Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pembelajaran Daring Efektif Tergantung Kondisi Keluarga

Pembelajaran Daring Efektif Tergantung Kondisi Keluarga

Masa pandemi Covid-19 memaksa kegiatan pembelajaran secara normal ditiadakan. Proses belajar mengajar pun dilakukan dengan jarak jauh atau daring. 

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan bahwa kondisi anak tergantung dengan kondisi keluarganya. Pasalnya, aktivitas lebih banyak dilakukan di rumah.

“Kalau suasananya menyenangkan dan gembira dalam keluarga, ayah dan bunda mengajak anak belajar tanpa kekerasan, anak akan menikmati,” kata Kak Seto yang SekolahDasar.Net kutip dari Jawa Pos (17/08/21).

Terlebih jika orang tua memiliki empati kepada anak, itu akan membuat keadaan emosional tetap stabil. Bahkan, bisa menjadi motivasi bagi anak untuk belajar. Namun, akan berbanding terbalik jika anak mendapat tekanan, baik dari orang tua dan guru.


“Tapi kalau kurikulum normal dan ada target tertentu bisa saja anak jadi kontraproduktif, bahkan ada juga anak di rawat di RSJ, kabur dari rumah. Jadi kunci utama adalah keluarga yang ramah anak, materi pembelajaran yang dikemas dengan cara kreatif dan menarik,” jelas Kak Seto.

Pandemi membuat kondisi psikologis anak tertekan. Hal ini pun berdampak pada prestasi belajar anak. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), terdapat 13 persen anak Indonesia mengalami depresi karena adanya keterbatasan.

Kak Seto, panggilan akrabnya mengatakan bahwa siapa yang bisa menyesuaikan diri, mereka yang bisa bertahan. Penyesuaian diri, mengatur gaya belajar, tidak ada tekanan dari orang tua akan membuat pembelajaran lebih hidup.

“Dibikin menyenangkan, dengan bergerak, sambil main-main juga belajar. Belajar yang efektif adalah belajar yang menyenangkan, ini yang perlu dibangun oleh guru dari jarak jauh dan orang tua dari jarak dekat,” tutup Kak Seto.