Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

5 Tanda Anak Mengalami Kelelahan Secara Emosional

5 Tanda Anak Mengalami Kelelahan Secara Emosional

Kelelahan emosional (emotional exhaustion) merupakan kondisi di mana anak merasa letih serta terkuras secara emosional, akibat tekanan pikiran atau stress karena masalah pribadi ataupun studinya. Bisa juga karena campuran keduanya. Seorang anak yang mengalami kelelahan emosional kerap merasa tidak mempunyai kekuatan atau kendali atas apa yang terjadi dalam hidupnya, merasa" terjebak" dalam suatu suasana.


Letih, kurang tidur, sering mengeluh, serta berkurangnya motivasi akibat kelelahan emosional lama-lama dapat menyebabkan tekanan pikiran yang kronis yang bisa menimbulkan kehancuran permanen pada kesehatan anak. Kesehatan mental anak sangatlah penting, jadi Anda sebaiknya mengenali ketika anak lelah secara emosional, berikut sebagian gejalanya yang wajib diwaspadai. 

1. Anak kehilangan motivasi

Ketika anak mengalami kelelahan emosional, Anda bisa mengetahuinya dari dia yang sulit untuk termotivasi. Tujuan yang sempat mendorongnya bekerja keras, jadi berkurang. Ini sangat susah dilalui, terlebih untuk para pelajar, sebab ada batasan waktu untuk bermacam tugas atau pekerjaan rumah yang harus diselesaikannya. Saat anak tidak termotivasi, tugas dan pekerjaan rumah tersebut tidak dapat selesai tepat waktu.

2. Lebih sensitif dan gampang tersinggung

Jika anak gampang terbawa oleh hal-hal kecil, ini dapat diakibatkan oleh kelelahan secara emosional. Anak mudah terprovokasi hal-hal kecil di sekitarnya serta tiap menit jadi suatu negatif mengganggunya. Tidak cuma gampang tersinggung, anak juga tidak sabar. Lalu dia merasa putus asa. Ketidakmampuan serta hilangnya kekuatan, membuatnya merasa terus menjadi gusar. Akibat terburuknya, anak melampiaskan rasa frustrasinya pada orang-orang terdekat. 

3. Kehilangan kendali atas emosinya

Kelelahan emosional membuat seseorang anak dalam kondisi bertahan, yang berarti dia tidak memakai seluruh tenaga yang dibutuhkan untuk mengendalikan perasaannya. Emosi anak meledak, yang bisa mengawali konflik. Kala emosi anak tidak terkontrol, dia sulit meredam kemarahan. Kehabisan kendali atas emosi dapat pula membuat anak membuat keputusan tanpa pikir panjang.

4. Kurang fokus dan mudah lupa

Saat anak dibebani dengan tugas-tugas dan pekerjaan rumah fokusnya jadi berkurang. Dia membutuhkan lebih banyak waktu untuk menuntaskan tugas yang sebenarnya simpel. Anak juga cenderung membuat kesalahan serta melupakan suatu. Anak yang kehilangan fokusnya secara terus menerus, mungkin dia mengalami kelelahan emosional. Otak yang letih secara mental menurunkan konsentrasi serta fokus pada satu perihal pada satu waktu.

5. Mengalami kecemasan dan panik

Akibat lain dari kelelahan emosional pada anak yang ekstrem adalah ketegangan. Itulah sebabnya anak yang lelah emosional mengalami serangan panik serta kecemasan yang terus menerus. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa, kelelahan emosional membuat seseorang mudah khawatir pada sesuatu yang tidak perlu dan stres terus-menerus. Ini berhubungan dengan kesulitan mengelola emosi. Pikiran cemas membuat anak sulit menjadi versi terbaik dari dirinya. Tentunya ini berbahaya bagi pengembangan diri dan kebahagiaan anak.