Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kiat Guru Mengatasi Learning Loss Akibat Siswa Terlalu Lama Belajar Online


Learning loss
merupakan istilah yang merujuk pada hilangnya pengetahuan dan kompetensi baik secara umum atau spesifik.  Atau juga terjadi kemunduran proses belajar mengajar sebab suatu situasi tertentu. Situasi itu, antara lain yaitu masa libur panjang, putus sekolah yang dialami anak karena kemiskinan, sampai ditutupnya sekolah akibat pandemi yang mewajibkan siswa melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Situasi learning loss tidak seluruhnya terjadi karena pembelajaran jarak jauh ataupun sebab tidak adanya pembelajaran tatap muka. Learning loss malah kerapkali disebabkan karena metode mengajar yang hanya dipindahkan dari dalam kelas serta semuanya diadopsi ke pembelajaran online. Di situasi ini, guru menyalurkan informasi serta komunikasi hanya satu arah. Akibatnya siswa menjadi cepat merasa bosan serta tidak antusias belajar.

Kiat-kiat Untuk Mengatasi Learning Loss

Belajar secara online yang terpaksa dan tiba-tiba dilakukan karena pandemi mempunyai banyak kendala. Guru, orangtua, dan anak belum siap untuk pembelajaran dengan sistem online. Dampak dari belajar secara online yaitu Learning loss. Berikut kiat-kiat yang bisa dilakukan guru untuk mengatasi learning loss pada siswa.

1. Guru lebih kreatif dan inovatif

Guru wajib memiliki growth mindset yaitu pemikiran yang tumbuh serta berkembang sesuai keberlangsungan jaman. Contohnya, pembelajaran online yang dilakukan ketika pandemi ini justru mempercepat siswa dan guru dalam menghadapi era digital yang kemajuannya setiap hari terus bertambah. Guru juga perlu memahami Socio-Technical Knowledge Management pada era digital, salah satunya yaitu infokultur.

Infokultur ialah mengirim informasi di era digital, salah satunya yang dikenal dengan sebutan blended learning yaitu kombinasi antara manusia dengan teknologi. Guru harus jadi lebih inovatif serta lebih kreatif. Guru belajar untuk menyampaikan pengetahuan pada siswa dalam format yang berbeda dari yang sebelumnya guru gunakan.

2. Bekerjasa sama dengan orangtua

Melihat pembelajaran jarak jauh karena pandemi membawa akibat positif membuat orangtua mempunyai waktu lebih untuk berhubungan serta mendampingi belajar anak.  Hal ini bisa menjadi evaluasi bagi sistem pendidikan yang selama ini berjalan. Isu learning loss membuat orangtua menambah durasi untuk berhubungan serta memberikan pendampingan anak ketika belajar. 

Orangtua jadi ikut terlibat aktif dalam proses pendidikan anak. Masyarakat serta orangtua bisa berkolaborasi dengan guru untuk menolong anak mengejar kompetensi yang belum dikuasainya. Masyarakat dapat mensupport dengan memberi layanan tambahan serta buku bahan bacaan untuk anak-anak.

3. Pemulihan kemampuan belajar siswa

Untuk menghindari learning loss melalui pembukaan sekolah wajib diiringi dengan usaha pemulihan kemampuan belajar siswa. Usaha pemulihan ini diperlukan supaya siswa dapat mengejar ketertinggalannya akibat terlalu lama hanya belajar di rumah. Pemulihan ini harus dibantu dengan adaptasi kurikulum supaya pembelajaran terfokus pada kompetensi literasi serta numerasi.


Penerapan kurikulum darurat tidak hanya mengurangi beban guru dalam mengajar namun juga memberikan peluang pada guru untuk mempraktikkan TaRL (teaching at the right level) serta remedial untuk siswa yang kehilangan kompetensi. Guru wajib menggunakan pembelajaran terdiferensiasi untuk mengurangi ketimpangan kemampuan belajar siswa. Caranya dengan mengelompokkan dan mendesain materi ajar berdasarkan level kompetensi siswa, bukan hanya mengikuti tingkatan kelas.