Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Orangtua adalah Tempat Pendidikan Karakter yang Utama dan Pertama

Orangtua adalah Tempat Pendidikan Karakter yang Utama dan Pertama

Dampak pandemi Covid-19 pada pendidikan tidak hanya aspek akademik saja, namun pendidikan karakter juga semakin penuh tantangan. Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek Hendarman mengatakan ada fakta yang cukup mengejutkan saat pelaksanaan belajar dari rumah karena pandemi.

"Ada orangtua mengatakan susah banget mendidik karakter anak," kata Hendarman dalam konferensi pers Ibu Pertiwi yang digelar Mentari Group di Jakarta (29/10).

Menurutnya keluhan seperti itu cukup mengejutkan. Pasalnya, pendidikan karakter itu memerlukan sebuah ekosistem. Yaitu ekosistem sekolah, keluarga atau orangtua, dan masyarakat. Bahkan orangtua atau keluarga mempunyai peran penting dalam pendidikan atau penguatan karakter.

"Orang tua adalah tempat pendidikan karakter yang utama dan pertama. Sebelum anak itu masuk ke sekolah," imbuhnya.

Untuk itu dia mengingatkan orangtua, sekolah, dan masyarakat atau lingkungan harus bersama-sama menjalankan fungsinya sebagai ekosistem pendidikan karakter bagi anak-anak.

Diakuinya mendidik anak-anak usia dini, khususnya jenjang SD, cukup sulit. Banyak orang tua yang mengeluh ketika mendampingi anak-anaknya belajar di rumah selama pandemi. Namun baginya itu butuh proses. Orangtua tetap tidak boleh menyerah untuk mendidik karakter anak-anaknya.

Selama ini banyak orangtua yang menyerahkan pendidikan karakter anak hanya ke sekolah. Padahal tidak demikian, di sekolah anak-anak mendapatkan pendidikan karakter dari guru. Sedangkan di rumah, anak mendapatkan pendidikan karakter dari orang tua. Untuk itu antara orangtua dengan guru harus bersinergi dalam mendidik anak.


Dengan begitu, pendidikan karakter anak bisa berjalan dengan baik. Ia mengakui sampai saat ini masih sering muncul adanya persoalan terkait karakter anak-anak. Tetapi itu sifatnya hanya kasuistik dan tidak dapat digeneralisasi.

Ia juga menambahkan perkembangan teknologi saat ini begitu cepat. Anak-anak semakin dekat dengan teknologi atau gadget. Dalam kondisi tersebut, orangtua maupun guru tetap harus lebih dekat kepada anak-anaknya.