Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Penyebab dan Cara Menghadapi Anak Slow Learner

Penyebab dan Cara Mengahadapi Anak Slow Learner

Anda menemui anak yang mengalami kesulitan memahami pelajaran, padahal ia sudah mengikuti dan mendengarkan penjelasan guru. Atau anak sering mendapat nilai di bawah rata-rata walaupun ia sudah belajar dengan bersungguh-sungguh. Jika itu yang dialami anak Anda, mungkin ia mengalami Slow Learner atau lambat dalam belajar. Ciri lain anak slow learner yaitu sering kesulitan dalam mengikuti instruksi atau petunjuk yang memiliki banyak langkah.


Anak slow learner tidak termasuk dalam kategori anak-anak dengan IQ rata-rata, namun juga tidak masuk kategori disabilitas intelektual. Ia juga tidak masuk anak kategori berkebutuhan khusus (ABK). Anak slow learner mempunyai kesulitan untuk mengikuti kelas reguler. Ia butuh lebih banyak waktu dan lebih banyak pengulangan agar bisa memahami konsep-konsep baru. Ia juga memiliki daya tangkap yang lebih lambat dibandingkan rata-rata anak seusianya.

Penyebab Anak Lambat dalam Belajar atau Slow Learner

Anak slow learner atau lambat belajat sering tidak terdeteksi. Pasalnya, ia bukanlah anak yang tidak mampu atau mengalami kesulitan belajar, dan tidak menunjukkan ada kelainan pada perkembangannya. Biasanya anak slow learner mengalami kesulitan ketika berada di sekolah biasa. Dibutuhkan deteksi dini supaya kondisi anak bisa segera diketahui sehingga ia mendapatkan penanganan yang tepat. Penting untuk mengetahui penyebab anak lambat dalam belajar.

1. Kecerdasan Orang tua

Salah satu faktor penyebab terjadinya slow learner adalah tingkat kepandaian dari kedua orang tua maupun keluarga. Orang tua dengan pendidikan yang mumpuni dapat memperhatikan perkembangan intelektual anaknya. Mereka bakal mendidik dan memiliki perhatian kepada anak dengan kualitas sekolah baik. Sebaliknya, orang tua yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni atau terpelajar, sebagian besar tidak begitu memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

2. Kondisi Kemiskinan

Kemiskinan menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya slow learner, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan tersebut, mempengaruhi anak dalam beberapa hal, seperti kurangnya nutrisi dan gangguan kesehatan anak yang bisa menyebabkan kurangnya kapasitas belajar. Buruknya kondisi ekonomi juga menyebabkan kekurangan mental dan juga moral yang akhirnya mempengaruhi performa dari anak.

3. Pola pikir dan keyakinan

Anak dengan pola pikir yang tetap akan menciptakan hambatan mental yang menghambat kemajuannya. Ini sesuai dengan tulisan seorang psikolog, Carol Dweck dalam bukunya Mindset: The new psychology of success. Sebalinya, anak yang memiliki pola pikir yang berkembang, ia mempunyai keyakinan bahwa dapat meningkatkan kemampuannya melalui motivasi dan ketekunan. Sehingga anak dapat belajar lebih keras serta meningkatkan kemampuannya.

Cara Menghadapi Anak Slow Learner

Sebagai orang tua tugas Anda bukanlah menyembuhkannya, tetapi memberikan perhatian lebih kepada anak. Anda harus menularkan energi positif kepada anak. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar sayang kepadanya. Ini lebih dibutuhkannya dibanding dengan pola belajar keras untuk membuatnya dapat seperti anak-anak lainnya. Berikut beberapa hal supaya anak slow learner sukses dalam belajar:

Pengunaan strategi belajar dan alat peraga

Guru atau orang tua dapat mengajarkan anak strategi belajar yang efektif dan efisien. Dalam memberikan instruksi kemas lebih sederhana dan bertahap. Selain itu gunakan alat peraga dan petunjuk visual yang bervariasi. Hindari terlalu banyak verbalisasi yang bisa membuat anak bingung. Pendekatan multisensori juga dapat membantu anak belajar.

Beri dukungan dan penguatan

Cara untuk menjadi pembelajar yang lebih cepat adalah dengan tidak pernah berhenti belajar. Ini dapat dilakukan dengan materi yang sedang dipelajari diulang-ulang sebanyak 3-5 kali. Kegiatan praktek dapat menguatkan kembali materi yang dipelajari. Semakin banyak anak belajar, maka semakin cepat ia dalam mempelajari hal-hal baru. 

Bantu dan jangan memaksa anak

Orang tua jangan menuntut untuk menghafal materi. Bantu ia untuk mempunyai pemahaman dasar mengenai konsep baru. Selain itu jangan memaksa anak untuk berkompetisi dengan anak yang memiliki kemampuan lebih tinggi. Belajar dengan bekerjasama bisa mengoptimalkan pembelajaran, baik bagi yang berprestasi maupun yang tidak.

Demikian pembahasan kemungkinan yang menyebabkan anak lambat belajar atau slow learner. Dengan kesabaran dan perilaku yang baik dapat membantu anak dengan masalah slow learner. Jika permasalahan ini diabaikan, bisa berpengaruh pada kualitas belajar anak dan nilai akademisnya.