Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mendidik Generasi Alpha Menuntut Guru Lebih Kreatif

Mendidik Generasi Alpha Menuntut Guru Lebih Kreatif

Generasi alpha adalah generasi yang lahir setelah tahun 2010. Mereka merupakan anak dari generasi milenial yang hidup di era yang serba digital dan juga sangat nyaman dengan teknologi. Guru memiliki tantangan tersendiri dalam mendidik anak-anak generasi ini.

Karakteristik Siswa Generasi Alpha

Bagi guru penting untuk mengenal anak generasi alpha  yang menjadi siswanya. Berikut beberapa karakteristik siswa generasi alpha:

1. Sangat Paham Teknologi

Anda mungkin seorang guru yang lahir saat teknologi baru dimulai. Sedangkan para generasi alpha memiliki integrasi teknologi yang tanpa batas dalam setiap aspek kehidupan. Bahkan keterampilannya terhadap teknologi sangat melebihi orang tuanya. 

2. Pembelajaran sangat personal

Generasi alpha sudah biasa mengakses langsung informasi yang dibutuhkan. Ruang kelas virtual, modul, dan tutorial pembelajaran online akan memfasilitasi pendekatan anak terhadap pendidikan. Siswa generasi alpha belajar dengan kecepatan mereka sendiri.

3. Tidak suka mengikuti aturan

Siswa generasi alpha tidak terlalu suka dibatasi oleh aturan layaknya generasi sebelumnya. Mereka memiliki energi yang sulit ditahan. Pasalnya mereka selalu terhubung dengan dunia digital dengan perspektif tidak terbatas untuk membendung kebutuhan diri sendiri.

4. Tidak dapat diprediksi

Anak generasi alpha cenderung terus berubah dan sulit diprediksi. Mereka mempunyai karakter individualistis sehingga generasi alpha bukan termasuk kategori orang yang dominan. Bahkan ketika menemukan cara untuk memprediksinya, mereka bisa menunjukkan perilaku baru.

Mendidik Generasi Alpha Menuntut Guru Lebih Kreatif

Siswa generasi alpha merupakan pembelajar di abad ke 21 yang tumbuh dengan smartphone di tangan mereka. Dalam kesehariannya banyak menonton YouTube, bermain games serta mengunakan gawai sebagai alat komunikasi. Sehingga guru harus mampu menyediakan pembelajaran yang kreatif dengan teknologi supaya tujuan pembelajaran tercapai.

Guru bukan lagi sebagai sumber belajar satu-satunya. Peran guru lebih banyak menjadi fasilitator yang bisa memfasilitasi belajar anak generasi alpha. Melalui kolaborasi teknologi digital yang dapat menciptakan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan aktivitas-aktivitas fisik yang menyenangkan untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar anak.


Guru harus beradaptasi dengan segala perkembangan dan perubahan yang terjadi. Sehingga apa yang diajarkannya juga relevan dengan pembelajaran abad 21. Tidak hanya siswa saja yang dituntut menjadi life-long learner, tetapi guru pun juga. Guru juga harus dapat berkolaborasi dengan teman sejawat dan orang tua dalam mengajar generasi alpha.