Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Harus Ada Perubahan Paradigma dalam Mendisiplinkan Siswa

Harus Ada Perubahan Paradigma dalam Mendisiplinkan Siswa

Sekolah diminta segera melakukan transformasi berkaitan dengan pembentukan aturan disiplin. Di mana, salah satu yang bisa dilakukan sekolah adalah dengan melibatkan anak dan orang tua siswa dalam membuat aturan disiplin.

Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri mengatakan aturan yang dibuat tidak hanya oleh guru saja.

"Jangan lagi aturan hanya dibuat eksklusif oleh guru. Siswa dan orang tua pasif menerima saja. Harus ada kesepakatan bermakna. Jika itu dilakukan, maka akan terbentuk ekosistem sekolah yang demokratis, dialogis, dan partisipatif," kata Iman.

Saat ini tata tertib sekolah masih dirasa semata-mata sebagai alat untuk menghukum siswa. Menurutnya, cara pandang pemberian sanksi bagi siswa, seperti yang berambut panjang, tidak dapat lagi dengan cara-cara lama, yaitu rambut siswa dipotong dengan asal-asalan oleh guru.

"Seandainya mencukur siswa ada di aturan sekolah, mengapa guru memotongnya asal-asalan? Ini rasanya kurang pas. Coba misalkan guru memotongnya rapi, enak dipandang, besar kemungkinan anak dan orang tua tidak mempermasalahkannya," kata Iman.


Harus ada perubahan paradigma dalam mendisiplinkan siswa. Sekolah bisa mengembangkan disiplin positif. Menurutnya, cara penerapan disiplin itu tanpa kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya melibatkan komunikasi tentang perilaku yang efektif antara orang tua serta anak.

"Dalam praktiknya anak diajarkan memahami konsekuensi perilaku mereka. Disiplin positif mengajarkan anak rasa tanggung jawab dan penhormatan dalam berinteraksi dengan lingkungan," kata Iman yang SekolahDasar.Net kutip dari Republika (27/01/23).