Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Salah Memilih Gaya Pola Asuh Anak, Ada Dampak Negatif Pada Masa Depannya

Salah Memilih Gaya Pola Asuh Anak, Ada Dampak Negatif Pada Masa Depannya
Gaya pola asuh anak

Gaya pola asuh yang sangat berpengaruh terhadap masa depan anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh yang tepat akan memberikan pengaruh yang baik untuk perilaku anak. 

Dari segi tumbuh kembang, prestasi akademis, hingga kesehatan mental pada anak di masa depannya. Membentuk kepribadian yang baik sejak kecil akan menjadi modal bagi masa depan anak.

3 Gaya Pola Asuh Secara Umum

Gaya dalam mengasuh anak tentu saja akan berpengaruh terhadap hubungan antara orang tua dan anak. Setiap gaya asuh yang berbeda, tentu hasilnya juga akan bervariasi.

Secara garis besar, ada 3 gaya pola asuh yang bisa diterapkan untuk anak. Sebagai orang tua, tentu saja harus memilih pola asuh yang tepat demi masa depan buah hati.

1. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh ini berdasarkan dari orang tua yang otoriter serta memiliki kontrol penuh atas segala yang yang tentunya berkaitan dengan anak. Dengan gaya pola asuh seperti ini, biasanya mereka menerapkan aturan-aturan yang sangat ketat.

Orang tua yang otoriter tentunya lebih banyak menerapkan hukuman dalam mendidik anak. Dibandingkan dengan memberikan penguatan terhadap perilaku anak yang positif.

2. Pola Asuh Permisif

Pada pola asuh ini, orang tua biasanya akan membiarkan anak-anaknya untuk memberikan kontrol terhadap dirinya sendiri. Sehingga seringkali orang tua menemukan kesulitan untuk dapat menetapkan aturan yang berkaitan dengan rutinitas anak.

Dalam pola asuh permisif, anak akan diperbolehkan membuat pilihan mereka sendiri. Meskipun terkadang belum biasa bertanggung jawab untuk pilihan yang mereka buat. 

Sehingga terkadang orang tua bingung bagaimana cara untuk mengontrol anaknya. Dan terkadang membiarkan anaknya berperilaku negatif.

3. Pola Asuh Demokratis

Orang tua yang menganut gaya pola asuh ini seakan menjaga keseimbangan antara pola asuh otoriter dan juga pola asuh permisif.

Memastikan buah hati akan tau dan paham tentang apa yang mereka harapkan. Fokus orang tua akan lebih tertuju kepada penguatan positif untuk bisa berperilaku baik daripada memberikan hukuman semata-mata.

Kepribadian yang Narsistik

Ada orang tua yang cenderung memiliki kepribadian narsistik. Pola asuh yang narsistik tentu saja akan menyebabkan efek negatif pada anak. 

Narsistik sendiri merupakan sesuatu yang terjadi ketika seseorang memiliki sebuah ketertarikan yang berlebihan terhadap diri sendiri. Atau seseorang yang terlalu mengagumi diri mereka sendiri.

Orang yang memiliki kepribadian seperti ini cenderung akan selalu mementingkan diri sendiri dan akan kesulitan untuk dapat berempati. Mereka biasanya takut akan mendapat kritis tentang keterampilan dalam mengasuh anak-anak.  

Lihat juga: Zaman Berubah, Ini Jenis Pola Asuh yang Sesuai dengan Kondisi Anak Masa Kini

Orang tua yang narsis akan menjadi cerminan untuk anaknya. Kepribadian narsistik dari orang tua bisa juga bermanfaat bagi anak, akan tetapi harus dalam pengendalian. 

Karena terkadang orang tua yang narsistik akan membuat anak merasa bahwa perasaan orang tua lebih penting daripada perasaan si anak sendiri. Sehingga anak akan mengabaikan dan menyangkal emosi mereka sendiri. Efek jangka panjang dari gaya pola asuh yang salah ini adalah akan melemahkan emosional pada anak.